Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perekonomian Indonesia bisa masuk urutan 15-17 dunia pada 2020

MALANG: Perekonomian  Indonesia bisa masuk urutan 15-17 dunia pada 2020 bahkan pada 2030 bisa naik lagi pada nomor urut 7-8 dengan asumsi pertumbuhan ekonominya mencapai 6% per tahun.Ketua Badan Supervisi Bank Indonesia (BSBI) Umar Juoro, mengatakan

MALANG: Perekonomian  Indonesia bisa masuk urutan 15-17 dunia pada 2020 bahkan pada 2030 bisa naik lagi pada nomor urut 7-8 dengan asumsi pertumbuhan ekonominya mencapai 6% per tahun.Ketua Badan Supervisi Bank Indonesia (BSBI) Umar Juoro, mengatakan daya tahan negara-negara berkembang –termasuk Indonesia- atas dampak krisis ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa masih kuat.“Negara-negara yang terkena krisis ekonomi itu ibaratnya lebih besar pasak daripada tiang. Utang Italia mencapai 125% dari PDB-nya, sedangkan AS 75%. Kita cuma 26%  dari PDB bahkan sekarang ini cuma 25%,” kata Umor Juoro saat menjadi pembicara kunci pada Seminar Publik HUT ke-50 FE Bisnis Universitas Brawijaya di Malang, hari ini.Ketua Penasihat Center for Information and Development Studies (CIDES) itu menambahkan, pertumbuhan ekonomi negara berkembang seperti Indonesia biasanya karena faktor keunggulan komporatif, yakni tenaga kerja yang banyak dan relatif murah, serta ketersediaan sumber daya alam yang melimpah.Untuk mengejar pendapatan menengah, kata dia, maka tidaklah terlalu sulit. Tinggal pertumbuhan ekonominya digenjot.

Yang menjadi masalah untuk meningkatkan pendapatan menengah menjadi pendapatan tinggi, suatu pekerjaan yang sulit, tidak gampang. Pengalaman di negara-negara lain memberi pelajaran masalah tersebut.Seperti di Argentina, sebelumnya sempat  berhasil menjadi negara maju dengan meningkatkan pendapatan per kapita menjadi tinggi. Namun negara tersebut gagal untuk terus menjadi negara maju dan turun peringkat menjadi negara berkembang lagi.Untuk mencapai peningkatan pendapatan per kapita yang tinggi, menurut dia, dituntut produktifitas yang tinggi, inovatif, dan efisien.

Suatu tren pula, pertumbuhan ekonomi negara-negara yang tinggi seperti China yang mencapai 9% per tahun dan India yang juga tinggi ditandai dengan jumlah penduduk yang banyak. China dengan penduduk sekitar 2 miliar, sedangkan India 1,8 miliar.Indonesia termasuk negara berpenduduk tinggi dengan jumlah penduduk sekitar 250 juta. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi di masa depan diprediksikan akan dinikmati negara-negara yang berpenduduk besar.Hal itu berbeda dengan tren sebelumnya. AS saat mengalami puncak kejayaan ekonominya pada dasawarsa 1990-an, waktu itu jumlah penduduk cuma 90 juta jiwa. Itu pun kebanyakan imigran baru dari Eropa. Begitu juga negara-negara Macan Asia seperti Singapura dan Jepang saat mengalami pertumbuhan ekonomi yang tinggi pada 1980-an dengan jumlah penduduk yang relatif sedikit.Strategi pendistribusian pendapatan dengan metode trickle down effect, kata dia, sudah tidak memadahi lagi. Perlu keterlibatan semua pelaku-pelaku ekonomi untuk meningkatkan pertumbuhan.Untuk daerah berkembang, menurut dia, saat ini ada dua model pembangunan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, yakni model China dan model India. China memilih model top down, sedangkan India memilih model demokratis meski dengan risiko agak sedikit kacau.

“Indonesia kelihatannya lebih memilih model pembangunan India dengan sedikit ada kacau-kacaunya.”(api) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Sumber : Choirul Anam

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper