Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

APBN-P 2012: Menkeu pastikan defisit diperlebar

JAKARTA: Pemerintah akan memperlembar defisit anggaran tahun ini, lebih besar dari rencana 1,5% PDB, menyusul rencana percepatan pembahasan revisi  APBN 2012 pada Maret mendatang.Menteri Keuangan Agus D. W. Martowardojo mengatakan jika melihat perkembangan

JAKARTA: Pemerintah akan memperlembar defisit anggaran tahun ini, lebih besar dari rencana 1,5% PDB, menyusul rencana percepatan pembahasan revisi  APBN 2012 pada Maret mendatang.Menteri Keuangan Agus D. W. Martowardojo mengatakan jika melihat perkembangan asumsi-asumsi makro di APBN 2012 yang terkoreksi akibat faktor global, maka akan berimbas pada ruang fiskal yang menyempit.Hal tersebut nantinya dapat terlihat dari defisit anggaran yang akan membengkak melebihi rencana 1,% PDB di APBN 2012.“Sekarang ini kan APBN defisitnya 1,5 %  PDB dan kalau situasi dunia ini berkembang bisa-bisa defisitnya lebih besar dari itu. Jadi rencananya kami akan melaporkan ke presiden tentang rencana(percepatan) APBNP,” ujarnya di sela rapat kerja Kementerian Keuangan, Senin (20/02).Intinya, tegas Menkeu, pemerintah akan menjaga agar fiskal tetap sehat, meski akan terjadi perubahan postur anggaran dan sejumlah indikator makro ekonomi.Asumsi-asumsi yang akan diubah, a.l. pertumbuhan ekonomi, harga minyak mentah Indonesia (ICP), dan target produksi minyak.“Kami akan jaga supaya keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi tetap baik, fiskal terjaga defisitnya dan domestik ekonomi tetap baik dan menjaga kesejahteraan rakyat,” tuturnya.Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, mengatakan jika defisit dipertahankan pada level 1,5% PDB, maka salah satu opsi yang perlu dilakukan pemerintah adalah adalahmengurangi belanja kementerian/lembaga (K/L).Namun, kalau berdasarkan kajian pihaknya meski opsi tersebut dilakukan, akan sulit untuk menjaga defisit tidak melebar.“Diharapkan demikian (defisit tetap), tapi kelihatannya tidak bisa ditahan di level itu,” pesimisnya.Amri Zaman, Direktur Potensi Penerimaan dan Kebijakan Perpajakan Ditjen Pajak, menjelaskan melambatnya pertumbuhan ekonomi akan langsung berdampak terhadap penurunan penerimaan pajakpertambahan nilai (PPN).Fenomena tersebut sudah terlihat dari kontribusi PPN terhadap produk domestic bruto yang kini sekitar 3,9%, lebih rendah dari standar  internasonal yang minimal 4%.“Sekarang kan pertumbuhan ekonomi 6,7%, kalau turun misalnya jadi 6,5%, kan turun 0,2%. Ada potensi penurunan pajak, tapi tidak banyak. Tapi yang langsung kena PPN karena kan pajak konsumsi,” jelasnya.Rencananya, lanjut Amri, akan diusulkan penurunan target penerimaan PPN dan pajak penghasilan dalam pembahasan revisi APBN 2012.Pengajuan RAPBNP 2012 ke DPR akan dilakukan segera sehingga diharapkan pembahasan sudah bisa dilakukan awal Maret nanti.“Kalau Pak Menteri Keuangan maunya 1 Maret mulai bicara dengan DPR, membahas APBNP. Mudah-mudahan April atau Mei selesai APBNP-nya,” tuturnya. (Bsi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis :

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper