Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penerimaan Bea & Cukai Semester I Naik 4,67%

Bisnis.com,  JAKARTA—Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan telah merealisasikan penerimaan bea dan cukai Rp86,65 triliun sepanjang periode Januari-Juli 2013, atau naik 4,67% dari periode yang sama tahun lalu (Rp82,78

Bisnis.com,  JAKARTA—Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan telah merealisasikan penerimaan bea dan cukai Rp86,65 triliun sepanjang periode Januari-Juli 2013, atau naik 4,67% dari periode yang sama tahun lalu (Rp82,78 triliun).

Susiwijono, Direktur Penerimaan dan Peraturan Kepabenan dan Cukai, mengatakan nilai tersebut telah mencapai 56,57% dari total target nilai penerimaan bea dan cukai tahun ini Rp153,15 triliun. Adapun, target tersebut sebelumnya telah TELmeningkat 1,62%, atau bertambah Rp2,44 triliun.

“Realisasi penerimaan bea masuk dan cukai hingga Juli 2013 sudah sejalan (on track) dengan target proporsional Juli kami. Kendati demikian, untuk penerimaan bea keluar realisasinya hanya 76,61% dari target Juli ini,” tuturnya, saat dihubungi, Senin (12/08/2013).

Berdasarkan data Direktorat Pengelolaan Kas Negara, penerimaan bea masuk Juli 2013 tercatat Rp17,36 triliun, atau naik 6,7% dari periode yang sama tahun lalu. Sementara, penerimaan cukai mencapai Rp61,21 triliun, atau naik 14,58%.

Berbeda dengan penerimaan bea masuk dan cukai, penerimaan dari sisi bea keluar justru turun 38,35%, menjadi Rp8,07 triliun, disebabkan turunnya harga internasional komoditi ekspor utama yakni minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO), turunan CPO dan bijih mineral.

Selama periode Januari-Juli 2013, Susiwijono menyebutkan, rata-rata harga referensi CPO sebesar US$829 per metrik ton, dan tarif bea keluar 9,25%. Hal ini berbeda jauh dari periode yang sama tahun lalu, dengan rata-rata harga CPO US$1.106,8 per metrik ton dan tarif bea keluar 17,1%.

Kebijakan hilirisasi juga mengakibatkan pergeseran jenis komoditi ekspor dari CPO ke produk turunan CPO, dengan tarif bea keluar yang lebih rendah. Komposisi ekspor 2013 dari CPO turun menjadi 27% dari tahun sebelumnya 37%, sehingga kontribusi produk turunan CPO menjadi 73%.

“Secara umum, tidak tercapainya penerimaan BK semata-mata disebabkan faktor eksternal yakni penurunan permintaan global dan harga internasional, sehingga menyebabkan penurunan volume ekspor, dan rendahnya besaran tarif bea keluar,” katanya.

Di lain sisi, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai juga optimistis target perubahan anggaran pendapatan belanja negara (APBN-P) 2013 pada penerimaan cukai hasil tembakau (HT) dapat terlampaui seiring adanya tren peningkatan volume produksi HT dan kenaikan tarif cukai HT.

Susiwijono menjelaskan volume produksi HT pada tahun ini diproyeksikan lebih dari 340 miliar batang (Sigaret Kretek Mesin), SPM (Sigaret Putih Mesin), dan SKT (Sigaret Kretek Tangan) seiring ekspansi bisnis pengusaha rokok seperti Sampoerna dan Wismilak.

“Nantinya ada rencana perluasan pabrik, penambahan mesin baru, penambahan line produksi dan shift kerja dan realisasi peningkatan produksi HT dari para pabrikan rokok besar. Kami optimistis penerimaan cukai dapat melampaui target akhir tahun,” tuturnya.

Untuk mencapai target tersebut, lanjutnya, DJBC akan melakukan operasi pengawasan dan penindakan terhadap barang kena cukai (BKC) ilegal dan pelanggaran lainnya, dengan menyisir wilayah produksi, distribusi dan pemasaran.

DJBC juga akan melakukan penerapan sistem aplikasi cukai secara sentralisasi, dan memberikan sosialisasi atau penyuluhan kepada stakeholders. Selain itu juga DJBC juga akan melakukan audit terhadap para pengusaha BKC.

Realisasi penerimaan bea dan cukai periode Januari-Juli 2013 (Rp/triliun)

Jenis Penerimaan

Target APBN-P

Realisasi

Persentase (%)      

Bea Masuk

30,81

17,36

56,36

Cukai

104,72

61,21

58,45

Bea Keluar

17,50

8,07

45,85

Total

153,15

86,65

57,50

Sumber: Direktorat Pengelolaan Kas Negara-Ditjen Perbendaharaan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper