Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kondisi Ekonomi Belum Membaik, Bank BUMN Tahan Dividen

Di tengah belum membaik kondisi makro ekonomi, kalangan perbankan memprediksikan akan terjadi perlambatan pertumbuhan. Pemerintah merestui penurunan pay out ratio setoran dividen bank-bank BUMN.n

Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah kondisi makro ekonomi yang belum membaik, kalangan perbankan memprediksikan akan terjadi perlambatan pertumbuhan. Pemerintah merestui penurunan pay out ratio setoran dividen bank-bank BUMN.

Tahun lalu, pemerintah meminta pembagian dividen 30%, sedangkan tahun ini ditaksir akan mengalami penurunan menjadi 25%.

Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk. Ryan Kiryanto menuturkan pengurangan dividen bisa semakin memperkuat rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) perbankan sehingga ekspansi kredit akan menjadi lebih besar.

"Fungsi intermediasi perbankan bisa menjadi lebih dinamis," ungkapnya pada Bisnis, Minggu sore (16/2/2014).

Menurutnya, pemerintah akan mendapatkan  keuntungan lain berupa pajak yg lebih besar, karena dengan meningkatnya pertumbuhan kredit maka perekonomian juga akan terdorong tumbuh lebih tinggi.

Lanjutnya, multiplier effect dari pengurangan dividen tersebut akan berdampak pada terbukanya lapangan pekerjaan, meningkatnya serapan tenaga kerja, angka kesejahteraan rakyat dan tekan angka kemiskinan.

Perlambatan laba, membuat kalangan bankir untuk berfikir ulang dalam pembagian dividen. Hal tak hanya terjadi pada bank-bank BUMN, tetapi bank swasta juga bersikap demikian.

Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk Budi Gunadi Sadikin mengatakan pertumbuhan perbankan tahun ini tak ada sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Tahun lalu, perseroan mencetak laba Rp18,2 triliun atau tumbuh 17,4%. Berbeda, tahun ini perseroan hanya menargetkan pertumbuhan laba di kisaran 10%.

"Dividen yang ditetapkan biasanya 30%, tetapi tahun ini semoga dikurangi. Ya sekitar 20%," ungkapnya.

Menurutnya, dengan dikuranginya dividen tersebut, perseroan bisa semakin memperkuat capital guna mempersiapkan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang bakal dibuka pada 2020 untuk pasar perbankan.

Direktur Utama PT Bank Windu Kentjana Internasional Tbk. Luianto Sudarmana menuturkan perseroan ingin naik ke kelas jadi Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) II. Menurutnya, adapun cara yang digunakan untuk naik kelas ke BUKU II, perseroan mau tak mau harus menahan laba, melihat kondisi perlambatan pertumbuhan industri tahun ini.

"Bila kami mau tumbuh, harus menahan laba. Targetnya di kuartal II/2014 ini," katanya. (55)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper