Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Alasan Pemerintah Restui Penurunan Dividen Bank BUMN

Setelah mendapatkan lampu hijau dari legislator, kini bank-bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bakal mendapatkan restu dari pemerintah untuk menurunkan rasio pembayaran dividen dari laba bersih 2013. Kenapa?

Bisnis.com, JAKARTA—Setelah mendapatkan lampu hijau dari legislator, kini bank-bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bakal mendapatkan restu dari pemerintah untuk menurunkan rasio pembayaran dividen dari laba bersih 2013.

Pemerintah merestui penurunan payout ratio setoran dividen bank-bank BUMN pada tahun ini menjadi 25% dari sebelumnya 30% mengingat likuiditas perbankan semakin ketat. 

Deputi Bidang Usaha Jasa Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Gatot Trihargo mengatakan pemerintah akan menghitung dividen bank BUMN dengan mempertimbangkan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) hingga 3 tahun ke depan. 

“Bank-bank BUMN juga perlu pertumbuhan, jadi dividen payout ratio sekitar 25%-30% dengan CAR diatas 15%,” ungkapnya, Jumat (14/2).

Dia mengungkapkan target pendapatan negara bukan pajak dari pendapatan bagian laba BUMN yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 23/2013 tentang APBN 2014 senilai Rp40 triliun.

Dari keseluruhan target tersebut, pendapatan laba BUMN perbankan dipatok Rp10,3 triliun. Sedangkan laba BUMN non perbankan ditargetkan dapat mencapai Rp29,7 triliun.

Akan tetapi, khusus di bidang perbankan akan disesuaikan dengan ketentuan perundangan Perseroan Terbatas, BUMN dan perbankan. Tentu dengan memperhatikan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governence/GCG).

Layaknya sebuah bejana berjalan, sambungnya, pendapatan dari dividen perusahaan BUMN harus saling mengisi. Apabila salah satu bagian berkurang, secara otomatis bagian yang lain harus meningkat.

Gatot menuturkan dari 140 perusahaan BUMN, hanya kurang dari 65 perusahaan BUMN yang memberikan dividen setiap tahun. Sebanyak 90% dividen disumbangkan oleh 25 perusahaan BUMN, dan 5% dividen disumbangkan oleh BUMN perbankan.

Tahun ini, diperkirakan pendapatan terbesar diperoleh dari dividen PT Pertamina (Persero), dan 4 bank BUMN termasuk ke dalam 10 besar pemberi pendapatan bagi negara.

Kendati demikian, dia memastikan proporsi pendapatan dari dividen perusahaan BUMN akan berubah. Pasalnya, pada tahun lalu tercatat PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) mengalami kerugian dan target pendapatan PT Freeport Indonesia tidak tercapai.

Untuk itu, laba kedua perusahaan yang biasanya memberikan dividen besar bagi negara itu juga tergerus. Begitu pula perusahaan BUMN yang bergerak pada sektor perkebunan dan pertambangan, labanya diprediksi tergerus akibat pelemahan harga komoditas.

“Bisa saja disetujui [permintaan bank BUMN], kami akan hitung lagi. Sektor BUMN tidak hanya perbankan,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper