Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OJK Pastikan Rencana Merger Asei Re

Otoritas Jasa Keuangan memastikan rencana penggabungan PT Asei Reasuransi Indonesia (Asei Re) dengan PT Reasuransi Internasional Indonesia (Reindo) tetap berjalan.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan, OJK, memastikan rencana penggabungan PT Asei Reasuransi Indonesia (Asei Re) dengan PT Reasuransi Internasional Indonesia (Reindo) tetap berjalan guna membentuk perusahaan reasuransi raksasa dalam negeri.

Kepastian tersebut disampaikan pihak regulator sebagai kelanjutan perubahan nama PT Asuransi Ekspor Indonesia menjadi Asei Re pada awal bulan ini yang tidak diikuti proses merger seperti yang pernah direncanakan.

Firdaus Djaelani, Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank OJK, mengatakan perubahan nama itu merupakan tahap awal.

“Tahap berikutnya kita siapkan infrastrukturnya, kemungkinan mergernya dengan Reindo,” katanya, Selasa (25/3/2014).

Firdaus mengatakan Asei Re akan menjadi holding dari perusahaan reasuransi raksasa tersebut.

Sebagai gambaran, ekuitas Asei Re per 31 Desember 2013 baru mencapai Rp856,9 miliar. 

“Nanti kita harapkan, Reindo ini di-merge. Asei Re seperti kita rights issue. Nanti diambil oleh RUI [PT Reasuransi Umum Indonesia], dalam bentuk, pembayarannya berupa anak usaha,” kata Firdaus.

Seperti diketahui, Reasuransi Umum Indonesia merupakan pemegang saham mayoritas Reindo dengan porsi 99,98%.

Perusahaan milik pemerintah tersebut kini tidak lagi menjalankan usaha reasuransi.

Disinggung mengenai kebutuhan modal reasuransi tersebut, Firdaus mengatakan perlu sekitar Rp1 triliun hingga Rp2 triliun.

Tambahan modal tersebut dapat diberikan oleh pihak lain yang berminat menjadi pemegang saham. “Kita juga ngundang industri. Nanti kita gabung-gabung,” katanya. 

Wacana pembentukan reasuransi raksasa muncul sejak tahun lalu dengan melibatkan Kementerian BUMN serta OJK.

Rencana itu hendak direalisasikan sebagai upaya untuk meningkatkan kapasitas pertanggungan dalam negeri.

Peningkatan kapasitas itu dilakukan guna mengurangi defisit neraca pembayaran jasa yang telah terjadi bertahun-tahun.

Pada tahun lalu, Asei disebut-sebut oleh pemegang sahamnya yakni Kementerian BUMN terlibat dalam pembentukan reasuransi raksasa tersebut.

Sejauh ini, manajemen Asei Re masih menjalankan bisnisnya seperti biasa.

Perubahan nama menjadi Asei Re tersebut dianggap sebagai bagian dari rencana perusahaan untuk memperbesar bisnis reasuransi.

Tahun lalu, kontribusi premi bisnis reasuransi di Asei Re mencapai 16,7% atau Rp180,8 miliar dari total premi perseroan.

Pada 5 tahun sebelumnya, kontribusi tersebut baru mencapai 3,99% atau Rp9,02 miliar.

Asei Re mengumpulkan premi Rp1,08 triliun atau tumbuh 27,9% pada 2013 dibandingkan dengan Rp847,4 miliar pada 2012.

Tahun ini, Asei Re membidik premi bruto Rp1,36 triliun atau tumbuh 25,48% dibandingkan dengan realisasi 2013. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yodie Hardiyan
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper