Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DIVIDEN BUMN: Tak Capai Target Rp40 Triliun, Kenapa?

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memastikan setoran dividen perusahaan pelat merah tidak akan mencapai target yang ditetapkan dalam anggaran penerimaan dan belanja negara (APBN) 2014 sebesar Rp40 triliun.
PT Antam, salah satu BUMN penyetor dividen terbesar/Bisnis
PT Antam, salah satu BUMN penyetor dividen terbesar/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memastikan setoran dividen perusahaan pelat merah tidak akan mencapai target yang ditetapkan dalam anggaran penerimaan dan belanja negara (APBN) 2014 sebesar Rp40 triliun.

Wakil Menteri BUMN Mahmuddin Yasin menuturkan setoran dividen yang mampu diberikan oleh 141 perusahaan negara mentok di kisaran Rp37,5 triliun hingga Rp38,5 triliun.

Menurutnya, angka itu dinilai sudah final dan tidak bisa digenjot lagi karena kondisi sejumlah BUMN sedang menunjukkan penurunan kinerja, seperti BUMN sektor tambang, PT Perusahaan Listrik Negarea (Persero), dan sejumlah BUMN lain.

“Kami berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan mengenai kondisi ini. Nanti akan dilaporkan kepada DPR dalam APBN-P [anggaran penerimaan dan belanja negara perubahan] 2014,” ujarnya usai menggelar rapat pimpinan di Kantor Pusat PT Pertamina (Persero), Kamis (10/4/2014).

Sebelumnya diberitakan, jumlah dividen tahun buku 2013 yang harus disetor 20 BUMN yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai Rp19,82 triliun atau naik 18,56% dibandingkan dengan realisasi pembayaran tahun sebelumnya sebesar Rp16,7 triliun.

Jumlah tersebut hampir setengah atau tepatnya 49,5% dari target yang dibebankan pemerintah kepada BUMN pada APBN 2014 sebesar Rp40 triliun.

Pertamina menjadi kontributor dividen terbesar dalam APBN dengan sumbangan sebesar Rp9,5 triliun.

PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) menjadi penyumbang terbesar kedua pada APBN 2014 dengan kontribusi sebesar Rp5,26 triliun.

Bahkan, rasio pembayaran (pay out ratio) perusahaan tersebut ditingkatkan menjadi 70% dari tahun lalu sebesar 65%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Herdiyan
Editor : Ismail Fahmi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper