Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AKUISISI BTN: Bankir Bank Mandiri Ditunjuk Jadi Direksi di BTN

Jajaran direksi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk., sebagian besar merupakan alumni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menunjuk bankir dari Bank Mandiri (Persero) sebagai direksi PT Bank Tabungan Negara Tbk.

Pemerintah diwakili oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan -yang menjadi pemegang saham pengendali (PSP).

Pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Perseroan yang digelar Selasa (25/2/2014) di Gedung BTN, diputuskan untuk mengangkat sekaligus empat jajaran direksi.

Mereka ditunjuk untuk mengisi kekosongan jajaran direksi yang telah kosong sejak beberapa bulan terakhir. Sebelumnya, Bank Indonesia tidak meloloskan 4 direksi yang diusulkan Dahlan, yakni Evi Firmansyah (Wakil Direktur Utama), Saut Pardede (Direktur), Mas Guntur Dwi S. (Direktur), dan Poernomo (Direktur).

Dari keempat jajaran direksi yang baru, terdapat alumni Bank Mandiri yang ditunjuk untuk menjadi board of director (BOD). Dia adalah Imam Noegroho Soeko.

Dia pernah menduduki jabatan sebagai Head of International Banking and Capital Market Bank Mandiri. Dia kemudian berkarir di Bank Mandiri(Europe) Limited yang berkedudukan di London, Inggris.

Imam menjabat sebagai direktur di anak usaha Bank Mandiri itu sejak 20 Februari 2009 hingga mengundurkan diri pada 22 November 2013.

Saat konferensi pers dan diperkenalkan oleh Direktur Utama BTN Maryono, Imam mengakui kalau dirinya baru dipanggil untuk menghadiri RUPST BTN kurang dari 3 jam sebelumnya.

Untuk itu, pria yang saat mengikuti konferensi pers mengenakan kemeja biru langit itu mengaku belum memiliki visi dan misi untuk mengembangkan BTN ke depan.

Padahal, dia yang diminta menyampaikan visi dan misi terakhir kali setelah tiga direksi baru lainnya itu telah mendengarkan target dari direksi yang lain.

Tanpa menutupi keterkejutannya saat ditunjuk menjadi direksi BTN, dia menuturkan terlalu dini untuk memaparkan visi dan misi. Baginya, tidak ada visi pribadi karena dia bekerja berdasarkan visi dan misi BTN yang telah tertulis di perusahaan.

"Saya akan bekerja dalam satu tim, untuk mencapai visi dan misi perusahaan. Saya baru dipanggil jam setengah sepuluh pagi tadi," tuturnya.

Dia mengakui untuk memaparkan visi dan misi, Imam harus berbicara terlebih dahulu dengan Dirut BTN definitif dan direksi yang lain. Bahkan, saat ditanya di Kementerian BUMN, Imam mengakui dirinya hanya akan bekerja dalam sebuah tim.

Alumni Bank Mandiri lainnya yang telah definitif menjadi direksi BTN adalah sang Dirut Maryono dan Direktur Mansyur S. Nasution. Kini, bertambahlah jajaran direksi BTN yang menduduki kursi kepemimpinan sebagai eks-BankMandiri.

Maryono sebagai bankir di Bank Mandiri pada 1999-2007 kini menjabat Dirut sejak Desember 2012. Mantan Dirut Bank Mutiara ini diangkat sebagai Dirut dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 28 Desember 2012 menggantikan Iqbal Latarno.

Jebolan Sarjana Ekonomi Universitas Diponegoro pada 1981 ini mengawali kariernya di PT Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) yang kemudian dimerger menjadi Bank Mandiri. Posisinya terkahir sebagai Executive Vice President/Group Head Jakarta Network Group di Bank Mandiri.

Mansyur S. Nasution, Direktur BTN, juga merupakan 'alumni' Bank Mandiri. Sebelumnya dia menjabat sebagai Executive Vice President Coordinator Consumer Finance Bank Mandiri hingga Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri.

Hanya Irman Alvian Zahiruddin Tandjung direksi definitif yang bukan 'alumni' Bank Mandiri. Dia sebelumnya menjabat sebagai Managing Director Bank Permata pada 2002-2006.

Di dalam jajaran direksi yang baru ditunjuk oleh pemegang saham terdapat alumni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Dia adalah Rico Rizal Budidarmo.

Rico sebelumnya menjabat sebagai Kepala Divisi Treasury di Bank BRI. Dia juga berpengalaman sebagai Head of Risk Management Division dan kemudian menjabat sebagai General Manager and Vice President of Risk Management BRI sejak 2009.

Dia menuturkan visi dan misinya untuk membawa BTN menjadi bank yang memiliki jangkauan sektor perumahan yang lebih luas di masa yang akan datang.

Adapun dua direksi yang baru merupakan "orang dalam" BTN. Hulmansyah sebelumnya menjabat sebagai kepala divisi internal audit dan Sri Purwanto sebelumnya menjabat sebagai kepala divisi costumer care.

Keempat direksi yang baru diangkat itu, selanjutnya akan dilakukan fit and proper test oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Efektif berlaku setelah jajaran direksi yang baru tersebut dinyatakan lolos uji kepatutan dan kelaikan oleh OJK.

Saat dicecar awak media terkait pengangkatan direksi berkorelasi dengan rencana akuisisi BTN oleh BRI dan Mandiri, Dirut Maryono membantah dengan keras.

Dia menjelaskan bahwa penunjukkan Rico dan Imam atas dasar keputusan pemegang saham BTN. Penunjukkan dua direksi baru asal Bank BUMN yang lain bukan untuk merger BTN kepada BRI dan Mandiri.

Penunjukkan itu telah melalui proses yang panjang dan penuh kehati-hatian. "Diharapkan empat direksi bisa menjadi dream team dengan direksi BTN," harapnya.

Dia optimistis dengan penambahan jajaran direksi yang dinilai berpengalaman di industri perbankan dan merupakan putra terbaik bangsa, mereka dapat mengemban bisnis BTN ke depan.

Maryono begitu yakin jika keempatnya lolos fit and proper test OJK, maka strategi yang diciptakan dan direncanakan oleh manajemen BTN dapat berjalan lebih kencang dari sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Sepudin Zuhri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper