Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Bersih Bank Danamon Turun 16% Tertekan Beban Bunga

PT Bank Danamon Indonesia Tbk. membukukan laba bersih setelah pajak pada kuartal I/2014 sebesar Rp875 miliar, turun 16% dari periode sebelumnya yang mencapai Rp1,005 triliun.
  Aktivitas di Bank Danamon. / Bisnis.com
Aktivitas di Bank Danamon. / Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA--PT Bank Danamon Indonesia Tbk. membukukan laba bersih setelah pajak pada kuartal I/2014 sebesar Rp875 miliar, turun 16% dari periode sebelumnya yang mencapai Rp1,005 triliun.

Direktur Keuangan Bank Danamon Vera Eve Liem, mengatakan penurunan laba bersih tersebut diakibatkan oleh beban bunga yang meningkat hingga 51%.

Menurutnya, hal tersebut sejalan dengan belum di sesuaikannya dampak dari kenaikan suku bunga Bank Indonesia yang saat ini berada dilevel 7,5%.

“Dampak rugi laba mayoritas dengan cost of fund, beban bunga meningkat 51%, jadi kuartal-kuartal berikutnya kami akan menyesuaikan juga, dengan penyesuain suku bunga kredit,” katanya, Rabu (16/4/2014).

Dia menuturkan penurunan laba tersebut diperkirakan hanya akan terjadi pada kuartal I tahun ini. Dia mengharapkan penurunan laba tidak akan berlanjut ke kuartal berikutnya pada 2014 ini.

Sementara itu, rasio kredit terhadap pendanaan (loan to deposit ratio/LDR) yang membaik menjadi 94,1%, pertumbuhan kredit sebesar 16% menjadi Rp136 triliun dan total pendanaan yang naik sebesar 22% menjadi Rp139 triliun dibandingkan kuartal pertama tahun lalu.

"Pertumbuhan kredit Danamon mencerminkan perekonomian yang stabil. Tekanan inflasi sudah mereda, sementara variabel ekonomi lainnya masih sesuia dengan ekspektasi, sejakan dengan proses pemulihan pada negara-negara maju," paparnya.

Pertumbuhan kredit Danamon didukung oleh pertumbuhan kredit kepada segmen mass market yang berkontribusi sebesar 52% dari total kredit Danamon.

Kredit mass market mencakup kredit melalui Danamon Simpan Pinjam (DSP) kepada nasabah wirausahawan mikron kredit kepemilikan kendaraan bermotor melalui Adira Finance dan kredit perabotan rumah tangga melalui Adira Kredit.

"Sampai akhir Maret 2014, kredit mass market tumbuh 6% secara year on year menjadi Rp70,4 triliun," katanya.

Sementara itu, kredit non mass market yang terdiri dari antara lain kredit ke segmen usaha kecil dan menengah, komersial dan whosale, membukukan pertumbuhan sebesar 27% dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi Rp65,5 triliun.

Untuk pertumbuhan kredit per segmen usaha, kredit terhadap segmen UKM tumbuh 15% menjadi Rp21,3 triliun, sementara kredit untuk segmen usaha mikro melalui DSP tumbuh sebesar 4% dibandingkan kuartal I-2013 menjadi Rp20 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Setyardi Widodo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper