Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom: Pemerintahan Baru Harus Fokus Perkuat Infrastruktur

Siapapun presidennya, penguatan sektor manufaktur, pertanian dan ekspor harus dilakukan, dengan melakukan pembenahan infrastruktur yang menjadi prioritas
Investor telah memberikan apresiasi terhadap jalannya pemilu legislatif yang relatif aman dan mengharapkan presiden terpilih dapat memberikan ketenangan kepada pelaku pasar. /bisnis.com
Investor telah memberikan apresiasi terhadap jalannya pemilu legislatif yang relatif aman dan mengharapkan presiden terpilih dapat memberikan ketenangan kepada pelaku pasar. /bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom Senior Standard Chartered Bank Fauzi Ichsan mengatakan fokus pemerintahan baru dalam bidang ekonomi adalah memperkuat sarana infrastruktur yang bermanfaat dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

"Siapapun presidennya, penguatan sektor manufaktur, pertanian dan ekspor harus dilakukan, dengan melakukan pembenahan infrastruktur yang menjadi prioritas," katanya dalam pemaparan di Jakarta, Rabu (16/4/2014).

Fauzi mengatakan untuk membangun sarana infrastruktur seperti jalan tol atau bandara udara, pemerintah membutuhkan ruang fiskal yang memadai dengan mulai menghemat belanja subsidi yang tidak efektif.

"Untuk itu wacana kenaikan harga BBM bersubsidi harus dilakukan, agar defisit neraca transaksi berjalan bisa diturunkan, dan tekanan terhadap rupiah mengendur," katanya.

Selain itu, Fauzi memaklumi apabila kebijakan ekonomi mendatang lebih berkompromi dengan situasi yang ada, karena pemerintahan baru terdiri dari koalisi dan tidak ada partai politik yang dominan dalam pemilu legislatif.

"Kemungkinan platform ekonomi dan retorika politik pada kampanye tidak terealisasi, terutama dalam penanganan defisit neraca transaksi berjalan. Jadi pemerintahan baru tidak bisa terlalu proteksonis dan nasionalis," katanya.

Menurut Fauzi, kabinet yang berasal dari koalisi dan parlemen tanpa mayoritas, sangat rawan kehilangan fokus arah kebijakan dan hal ini sempat dikhawatirkan investor seusai munculnya hasil penghitungan cepat pemilu.

"Mereka khawatir pemerintahan nantinya tidak efisien, karena mereka menginginkan koalisi tidak terlalu besar, sehingga formulasi kebijakan lebih efektif, namun asumsi itu salah," katanya.

Namun, Fauzi menambahkan investor telah memberikan apresiasi terhadap jalannya pemilu legislatif yang relatif aman dan mengharapkan presiden terpilih dapat memberikan ketenangan kepada pelaku pasar.

"Investor ingin figur pemerintahan yang lebih efisien dan tidak terjadi fragmentasi di DPR. Untuk sementara, berdasarkan polling, investor melihat dan berasumsi Jokowi akan menjadi presiden," kata Fauzi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper