Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MEA 2015: Baru 83%, Persiapan Indonesia Tergolong Rendah

Kesiapan Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada akhir 2015 mencapai 83%, dan diharapkan dalam beberapa waktu ke depan meningkat.
Logo Masyarakat Ekonomi Asean 2015. Persiapan Indonesia rendah/JIBI
Logo Masyarakat Ekonomi Asean 2015. Persiapan Indonesia rendah/JIBI

Bisnis.com, SOLO--Kesiapan Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)  pada akhir 2015 mencapai 83%, dan diharapkan dalam beberapa waktu ke depan meningkat.

"Berdasarkan skor yang ada saat ini Indonesia sudah mencapai 82%-83%," kata Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Iman Pambagyo di sela-sela Senior Economics Official Meeting (SEOM) di Solo, Kamis (24/4/2014).

Iman menjelaskan pencapaian skor 83% terbilang  masuk dalam kategori rendah dalam Asean apabila dibandingkan dengan negara anggota seperti Singapura dan Brunei Darussalam.

"Tapi kita tekankan, jangan membandingkan Indonesia dengan negara yang memiliki skor tinggi seperti Singapura dan Brunei, karena perekonomian kita berbeda," tegasnya..

Menurutnya, pencapaian skor tersebut berbeda dengan Singapura dan Brunei Darussalam dikarenakan kegiatan produksi Indonesia mencakup wilayah yang cukup luas jika dibandingkan dengan negara-negara tersebut.

Iman menambahkan salah satu yang harus menjadi perhatian adalah bagaimana Indonesia mampu melihat MEA tersebut sebagai suatu kesempatan untuk lebih mengembangkan perekonomian Indonesia.

Beberapa kesempatan tersebut, katanya, bisa diambil dari adanya penurunan tarif yang sudah dibuka sejak tahun 2010 lalu, dan juga bidang jasa meskipun masih ada beberapa sektor yang masih menunggu Mutual Recognition Agreement (MRA) terkait dengan standar profesi.

"Secara umum menurut saya, kita sudah menyatu dengan ASEAN. Sekarang yang harus kita tanamkan adalah bahwa pasar kita adalah ASEAN bukan hanya Indonesia, itu yang perlu terus kita kembangkan,"  papar Iman.

Iman menyebutkan memang masih ada beberapa kendala dalam tingkat nasional untuk menjalankan kesepakatan regional tersebut, namun permasalahan khususnya yang menyangkut 'legislative barrier' tersebut bukan hanya dihadapi oleh Indonesia saja.

"Akan tetapi komitmen adalah komitmen, kita akan mencoba mencari jalan keluar yang tentunya tetap mempertimbangkan kepentingan Indonesia,"  jelasnya.

Menurut Iman, dengan masuknya Indonesia di dalam Asean  harus mampu mengambil manfaatnya, namun harus diingat bahwa posisi Asean  tidak bisa menunggu melainkan Indonesia yang harus mampu menggali kesempatan itu.

Iman menjelaskan, langkah-langkah yang harus ditempuh khususnya mendekati MEA 2015 tersebut akan semakin sulit, dikarenakan adanya kesepakatan di tingkat regional Asean itu memerlukan beberapa penyesuaian seperti diperlukannya peraturan perundang-undangan di masing-masing negara.

"Jadi kita harus melihat MEA itu merupakan proses panjang, dan tidak berhenti pada 2015 saja karena jika kita pendekatannya seperti itu mungkin 3-4 tahun setelah 2015, negara lain akan melihat kita tidak kredibel," tambah Iman. (Antara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Ismail Fahmi
Sumber : Newswire

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper