Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Usulan Perubahan Asumsi Makro dalam RAPBN-P 2014

Pemerintah mengajukan usulan perubahan asumsi makroekonomi kepada DPR seiring dinamika perekonomian yang bergerak menjauhi perkiraan awal dalam APBN 2014.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah mengajukan usulan perubahan asumsi makroekonomi kepada DPR seiring dinamika perekonomian yang bergerak menjauhi perkiraan awal dalam APBN 2014.

Pertumbuhan ekonomi hingga akhir 2014 diperkirakan hanya 5,5%, lebih rendah dari perkiraan dalam APBN 2014 yang mencapai 6%, seiring penurunan kinerja ekspor akibat pertumbuhan ekonomi global yang masih lemah, kebijakan moneter dan fiskal yang masih ketat serta perubahan arah kebijakan ekspor mineral.

Nilai tukar rupiah diprediksi berfluktuasi pada kisaran Rp11.700 per dolar Amerika Serikat sepanjang 2014, lebih lemah dari asumsi awal Rp10.500 per dolar AS.

Masih lambannya pemulihan ekonomi global menyebabkan kinerja ekspor lemah sehingga pasokan valuta asing menjadi minim, sedangkan kebutuhan membiayai impor tinggi.

“Perbedaan antara realisasi dan asumsi dasar ekonomi makro yang signifikan menyebabkan postur APBN 2014 menghadapi tekanan berat dan mengganggu kesinambungan fiskal ke depan,” kata Menteri Keuangan M. Chatib Basri dalam pidato penyampaian Pengantar dan Keterangan Pemerintah atas Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal Tahun Anggaran 2015 dalam sidang paripurna DPR, Selasa (20/4/2014).

Sementara itu, suku bunga surat perbendaharaan negara (SPN) 3 bulan diperkirakan 6%, lebih tinggi dibandingkan dengan asumsi APBN 2014 yang ditetapkan 5,5%. Implementasi kebijakan tapering off oleh the Fed yang masih berlanjut sepanjang 2014 membuat suku bunga SPN 3 bulan akan menghadapi tekanan.

Lifting minyak bumi diperkirakan hanya 818.000 barel per hari (bph), jauh lebih rendah dari asumsi awal 870.000 bph karena penurunan produksi sumur-sumur minyak yang tua dan gangguan operasi.  Di sisi lain, lapangan minyak yang baru, Blok Cepu, belum siap berproduksi.

Hal serupa terjadi pada lifting gas bumi yang dipangkas menjadi 1,22 juta bph setara minyak dari semula 1,24 bph setara minyak karena penyerapan gas oleh pembeli yang lebih rendah dari komitmen akibat kendala fasilitas dan jaringan.

Adapun, asumsi inflasi tidak diubah atau tetap pada kisaran 4,5±1% sekalipun terdapat tantangan yang bersumber dari wacana lanjutan kebijakan reformasi di bidang energi yang meningkatkan ekspektasi inflasi masyarakat.

Demikian pula dengan asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) yang tetap US$105 per barel. Pemerintah melihat pertumbuhan konsumsi minyak dunia mampu diimbangi oleh peningkatan pasokan, terutama dari luar Organisasi Negara Eksportir Minyak (OPEC).

Usulan perubahan asumsi makro itu akan dicantumkan dalam RAPBN Perubahan 2014 yang akan dibahas antara pemerintah dan Badan Anggaran DPR, Rabu (21/5/2014).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sri Mas Sari
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper