Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hindari Rugi Kurs, BNI & Garuda Tempuh Hedging

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. menyepakati transaksi lindung nilai atau hedging untuk mengantisipasi kerugian akibat fluktuasi nilai tukar rupiah.
Counter pelayanan Bank BNI. Tempuh lindung nilai untuk hindari rugi kurs/Bisnis
Counter pelayanan Bank BNI. Tempuh lindung nilai untuk hindari rugi kurs/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA--PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. menyepakati transaksi lindung nilai atau hedging untuk mengantisipasi kerugian akibat fluktuasi nilai tukar rupiah.

Dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu menjadi perusahaan pelat merah yang pertama melakukan hedging. Garuda memperoleh kredit dalam mata uang rupiah, sedangkan kebutuhan dan pendapatan dalam bentuk dolar AS.

Untuk mengantisipasi terjadinya ketidakcocokan arus kas tersebut, Direktur Tresuri & IF BNI Suwoko Singoastro, mengatakan pihaknya bersama Garuda sepakat melakukan hedging berupa cross currency swap (CCS) senilai Rp500 miliar dengan jangka waktu tiga tahun atas pokok utang dan bunga pinjaman.

"Itu sebagai mitigasi terhadap risiko fluktuasi nilai tukar rupiah atas mismatch arus kas," ungkapnya, Rabu (25/6/2014).

Menurutnya, hedging mendesak dilakukan mengingat ketidakpastian di pasar keuangan internasional yang dapat berdampak negatif terhadap perekonomian dalam negeri.

Adanya ekspektasi bahwa The Federal Reserve akan menaikkan suku bunga kebijakan atau fed funds, sehingga dia memprediksi akan ada potensi penarikan dana valuta asing keluar dari emerging markets.

Dia menjelaskan utang tersebut sudah dikunci pada harga pasar saat transaksi dilakukan. Bunganya di-hedging pada transaksi Jakarta interbank spot dolar rate atau Jisdor 9 Juni 2014.

Bank Indonesia mencatatkan dari 138 perusahaan BUMN, hanya ada 2 perusahaan BUMN yang telah melakukan hedging. Padahal sebelumnya telah ada Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-09/MBU/2013  yang memberi kebebasan kepada BUMN untuk melakukan transaksi hedging berjumlah besar.

Hingga Mei 2014, jumlah transaksi valas di Indonesia tercatat mencapai US$5 miliar, padahal Singapura sudah mencapai US$300 miliar setiap harinya. Sedangkan Thailand dan Malaysia sudah mencapai US$12 miliar per hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Ismail Fahmi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper