Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Komisi VI DPR Setuju Askrindo Disuntik APBN Rp700 Miliar

Komisi VI DPR menyetujui suntikan dana dalam bentuk Penyertaan Modal Negara sebesar Rp700 miliar kepada PT Askrindo (Persero) yang dialokasikan pada APBN 2014.
Kantor Askrindo. Disuntik APBN Rp700 milar
Kantor Askrindo. Disuntik APBN Rp700 milar

Bisnis.com, JAKARTA--Komisi VI DPR menyetujui suntikan dana dalam bentuk Penyertaan Modal Negara sebesar Rp700 miliar kepada PT Askrindo (Persero) yang dialokasikan pada APBN 2014.

Keputusan memberikan Penyertaan Modal Negara (PMN) ditetapkan dalam rapat kerja Komisi VI DPR dengan Menteri BUMN Dahlan Iskan di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Rabu (2/7/2014)

Rapat kerja yang dipimpin Ketua Komisi VI DPR Airlangga Hartarto tersebut berlangsung singkat hanya sekitar 7 menit, karena sebelumnya sudah dibahas dalam beberapa kali pertemuan.

"Dana PMN Askrindo untuk penguatan permodalan dalam rangka pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat tahun anggaran 2014," kata Airlangga.

Meski menyetujui suntikan dana Rp700 miliar, namun Komisi VI DPR tetap memberikan lima catatan, yakni meminta penjelasan Kementerian BUMN mengenai sistem pengawasan terhadap prinsip-prinsip kehati-hatian dalam menglola dana PMN untuk penjaminan KUR.

Evaluasi terhadap kondisi penjaminan dan saran perbaikan terkait dengan "non performance guarantee" (NPG). Selain itu, Direksi Askrindo memberikan penjelasan lengkap terhadap investasi yang bermasalah dan kasus komersial line dan menyajikan pembukuan terpisah atas penggunaan PMN.

Komisi VI juga meminta penjelasan secara rinci NPG KUR berdasarkan jenis bank dan skala pinjaman termasuk di daerah pedesaan.

Sementara itu, Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan keputusan pemberian PMN kepada Askrindo tinggal legal formalnya.

"Alokasi PMN untuk Askrindo sudah otomatis karena prosedur harus BUMN yang mengajukan. KUR merupakan program pemerintah, kalau KUR naik berarti penjaminan juga harus naik," ujarnya.

Meski begitu, Dahlan mengatakan pemberian PMN kepada perusahaan "pelat merah" tersebut merupakan yang terakhir kalinya.

"Kalau ada BUMN yang membutuhkan dana dipersilahkan untuk mencari sendiri-sendiri. Jadi, jangan harap ada lagi suntikan," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Editor : Ismail Fahmi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper