Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KINERJA KPR: Pertumbuhan di Semester II/2014 Diprediksi Mandek

Meski penyaluran kredit pemilikan rumah dan apartemen (KPR/KPA) mengalami pertumbuhan pada Mei 2014, namun sepanjang semester II/2014 pertumbuhan itu diprediksi terhenti.
sektor propaperti masih stabil dengan pertumbuhan 23,3% (yoy) relatif sama dengan capaian pada April. /Bisnis.com
sektor propaperti masih stabil dengan pertumbuhan 23,3% (yoy) relatif sama dengan capaian pada April. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA—Meski penyaluran kredit pemilikan rumah dan apartemen (KPR/KPA) mengalami pertumbuhan pada Mei 2014, namun sepanjang semester II/2014 pertumbuhan itu diprediksi terhenti.

Ekonomi justru menilai akan terjadi perlambatan mengingat pengetatan kredit yang dilakukan perbankan.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengungkapkan sulit bagi sektor KPR/KPA untuk tumbuh sepanjang semester kedua tahun ini, apalagi sejumlah kebijakan yang dikeluarkan Bank Indonesia mengisyaratkan pengetatan.

“Akan sulit tumbuh lagi, meski demand-nya masih cukup tinggi. Secara umum pertumbuhan semester dua akan melambat,” kata Josua kepada Bisnis.com, Senin (7/7/2014).   

Dia meyakini kebijakan BI tentang loan to value (LTV) dan larangan inden yang tidak hanya menekan permintaan, namun membatasi penawaran akan berpengaruh terhadap melambatnya pertumbuhan penyaluran kredit KPR tahun ini.

Selain itu, likuiditas yang menyempit, kebijakan suku bunga acuan yang 7,5%, belum terkendalinya inflasi, serta pertumbuhan ekonomi yang rendah membuat sektor tersebut sulit tumbuh.

Josua mengatakan kemungkinan kenaikan nominal dari bulan ke bulan bisa saja terjadi. Namun, year on year pertumbuhan diprediksi melambat.

Data Bank Indonesia mencatat per Mei 2014 terjadi peningkatan pertumbuhan penyaluran KPR/KPA dari 20,8% (yoy) pada April menjadi 25,0%. Total kredit yang disalurkan sebesar Rp301,5 triliun dari bulan sebelumnya yang hanya Rp285,7 triliun.

Dari jumlah itu, pembiayaan perbankan masih didominasi oleh bank persero dengan pangsa pasar mencapai 49,5%. Kelompok bank tersebut menyalurkan kredit mencapai Rp149,3 triliun atau tumbuh 31,8%.

Sementara itu, sektor properti masih stabil dengan pertumbuhan 23,3% (yoy) relatif sama dengan April. Penyaluran kredit di sektor ini mencapai Rp500,2 triliun dengan pangsa pasar 14,6%.

Bertahannya pertumbuhan penyaluran kredit sektor properti bersumber dari perlambatan kredit konstruksi dan real estate yang hanya tumbuh 18,5% (yoy) dan 24,6% (yoy). Jauh lebih rendah dibandingkan April yang masih tumbuh 24,2% untuk kredit konstruksi dan 31,8% kredit real estate.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Heri Faisal
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper