Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PERTUMBUHAN EKONOMI: Pemerintah tak Gubris Revisi Bank Dunia

Pemerintah tidak heran dengan proyeksi Bank Dunia terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang selalu pesimistis karena kerap meleset.
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. Pemerintah tak gubris revisi Bank Dunia.
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. Pemerintah tak gubris revisi Bank Dunia.

Bisnis.com, JAKARTA--Pemerintah tidak heran dengan proyeksi Bank Dunia terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang selalu pesimistis karena kerap meleset. 

Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal Luky Alfirman mengatakan setidaknya dalam 5 tahun terakhir, proyeksi pertumbuhan Bank Dunia selalu di bawah perkiraan pemerintah dan lembaga internasional lain, seperti Bank Pembangunan Asia (ADB).

Namun, tuturnya, realisasi selalu berada di antara angka pesimistis dan optimistis.

"Outlook yang dikeluarkan Bank Dunia Oktober tahun lalu, ekonomi 2013 tumbuh 5,7% dan defisit fiskal 2,5% terhadap PDB. Akan tetapi, realisasinya 5,8% dan 2,3%," katanya, Senin (21/7/2014).

Bank Dunia merevisi turun proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5,2% dari 5,3%.

Lembaga dunia itu melihat pelemahan harga komoditas dan kondisi kredit perbankan yang ketat merupakan faktor penekan pertumbuhan PDB periode ini. Pertumbuhan kuartal I/2014 yang hanya 5,21%--jauh di bawah ekspektasi pasar dan otoritas--menunjukkan dua faktor itu telah menekan ekspor dan investasi.

Selain itu, konsumsi pemerintah lebih rendah dari perkiraan sebelumnya karena adanya pemangkasan belanja kementerian/lembaga Rp43 triliun untuk menekan defisit anggaran.

Sebelum Bank Dunia mengeluarkan proyeksi terbarunya, Bank Indonesia dalam Survei Proyeksi Indikator Makroekonomi terbarunya mengumumkan pertumbuhan ekonomi tahun ini diperkirakan hanya 5,37%, turun dari proyeksi sebelumnya 5,82%.

 Kinerja perekonomian dunia yang tidak sebaik perkiraan sebelumnya mendorong koreksi proyeksi pertumbuhan, di samping neraca perdagangan Indonesia yang tidak sekuat prediksi akibat implementasi kebijakan pembatasan ekspor mineral.

 “Masing-masing institusi punya proyeksi. Kita tidak usah memperdebatkan angkanya berapa. Tahun 2012 kita masih tumbuh 6,2%, lalu 2013 jadi 5,8%. Pemerintah proyeksi tahun ini 5,5%. Kita cukup tahu bahwa memang ada tren perlambatan,” ujar Luky. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sri Mas Sari
Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper