Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Biaya Dana Tinggi, Laba BTN Terkoreksi 19,98%

Walaupun mencatat pertumbuhan simpanan dan pinjaman, laba PT Bank Tabungan Negara Tbk. justru turun. Laba BTN semester I/2014 turun 19,98% atau sebesar Rp539 miliar. Tingginya biaya dana menjadi alasan utama laba BTN terkoreksi.

Bisnis.com, JAKARTA--Walaupun mencatat pertumbuhan simpanan dan pinjaman, laba PT Bank Tabungan Negara Tbk. justru turun. Laba BTN semester I/2014 turun 19,98% atau sebesar Rp539 miliar. Tingginya biaya dana menjadi alasan utama laba BTN terkoreksi.

Maryono, Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk. mengatakan laba perseroan terkoreksi karena faktor likuiditas yang ketat yang menyebabkan biaya dana meningkat, sementara perseroan tidak banyak menaikan bunga kredit.

“Akibatnya, tidak proporsional dengan biaya dana, net interest margin [NIM] kami turun,” ujarnya di Jakarta, Senin (21/7/2014)

Maryono mengklaim dana masyarakat (DPK) tumbuh signifikan yakni 22,61% (yoy) atau Rp101,34 triliun. DPK masih didominasi oleh deposito dengan pangsa 55,49%, sedangkan sisanya berupa dana murah. Deposito tercatat tumbuh 26,58% (yoy), sementara giro dan tabungan masing-masing tumbuh 19,86% dan 16,58%.

Dia menjelaskan kredit semester I/2014 sebesar Rp106,58 triliun, tumbuh 16,61%. Adapun, komposisi kredit perseroan terdiri dari housing loan sebesar 88,07%, sedangkan sisanya berupa non housing loan. Hal itu sejalan dengan target manajemen mempertahankan  komposisi housing loan minimal 85%.

Loan to deposit ratio/LDR kami pada semeter I/2014 turun menjadi 105,17% dari posisi semester I/2013 sebesar 110,58%. Namun, kondisi ini bukan gambaran likuiditas kami yang sebenarnya karena perhitungan LDR dari BI tidak tidak memasukkan komponen sumber dana lain seperti obligasi,” paparnya.

Maryono mengklaim jika menggunakan perhitungan loan to funding/LTF maka rasio likuiditas perseroan berada pada level 89%. Pasalnya, perseroan memiliki secondary reserve di atas Rp8 triliun yang ditempatkan dalam berbagai instrument.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Thomas Mola
Editor :
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper