Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SUKU BUNGA ACUAN: BI Hampir Pasti Pertahankan BI Rate

Bank Indonesia hampir pasti bakal mempertahankan tingkat suku bunga acuan atau BI rate untuk menciptakan iklim makro ekonomi yang kondusif. Bahkan pengamat penilai BI masih punya ruang untuk menaikkan suku bunga.
 Bank Indonesia kemungkinan besar akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan. /
Bank Indonesia kemungkinan besar akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan. /

Bisnis.com, JAKARTA--Bank Indonesia hampir pasti bakal mempertahankan tingkat suku bunga acuan atau BI rate untuk menciptakan iklim makro ekonomi yang kondusif. Bahkan pengamat penilai BI masih punya ruang untuk menaikkan suku bunga.

Direktur Lembaga Penyelidikan Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia I Kadek Dian Sutrisna Artha menilai BI akan menahan suku bunga untuk mengendalikan nilai tukar.

"Sekarang kan masih volatile, kalau sudah stabil, eksternalnya juga saya rasa saat itu sudah bisa menurunkan. Untuk saat ini belum berani menurunkan [suku bunga]," katanya pada Bisnis, Minggu (10/8/2014).

Dia menambahkan stabilisasi nilai tukar memang menjadi target utama otoritas moneter. Hal ini juga sebagai salah satu instrumen untuk mengendalikan inflasi. Pasalnya, kata Kadek, pergerakan nilai tukar punya andil hingga 30% terhadap angka inflasi.

Sejak November 2013 BI mempertahankan suku bunga di kisaran 7,5%. Adapun, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika belakangan ini melemah dan mencapai Rp11.822 per dolar AS pada penutupan pasar pekan lalu.

Gubernur BI Agus Martowardojo menegaskan pihaknya memang akan mempertahankan kebijakan uang ketat. "Secara umum kita sampai dengan akhir tahun masih akan memelihara kondisi moneter seperti sekarang. Kita akan menjaga agar stabilitas nilai tukar selalu terjaga," katanya akhir pekan lalu.

Demi melihat kestabilan tersebut, BI sudah memperhitungkan perlambatan ekonomi yang menjadi konsekuensi kebijakan moneter yang ketat.

Menurutnya, kebijakan ini juga dilakukan untuk bersiap menghadapi gejolak perekonomian global, utamanya yang terjadi di emerging market. Agus menguraikan gagal bayar surat utang di Argentina senilai US$100 miliar dan bailout Bank Sentral Portugal hingga US$6,6 miliar bisa berpengaruh ke domestik.

Di sisi lain, BI juga menyiapkan bauran kebijakan sebagai bantalan untuk merespon reaksi yang terjadi saat Bank Sentral AS, Federal Reserve (the Fed), mulai menaikkan suku bunganya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Setyardi Widodo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper