Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rancang Pemerintahan Baru, Porsi Perbankan Diperbesar

Tim ekonomi Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK) berniat memperbesar porsi bagi kalangan perbankan dalam rancangan pemerintahan ke depan guna mempercepat pembangunan ekonomi Indonesia.
Bank nasional/Bisnis
Bank nasional/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA—Tim ekonomi Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK) berniat memperbesar porsi bagi kalangan perbankan dalam rancangan pemerintahan ke depan untuk mempercepat pembangunan ekonomi Indonesia.

Sri Adiningsih, Anggota Tim Ekonomi Jokowi-JK mengatakan pembangunan ekonomi Indonesia akan sulit untuk berhasil jika tak ada dukungan maksimal dari kalangan perbankan.

“Saya berharap demikian [perhatian untuk kalangan perbankan diperbesar],” ujarnya kepda Bisnis, Selasa (19/8/2014).

Adapun, Ketua Perhimpunan Bank-Bank Umum Indonesia (Perbanas) Sigit Pramono mengeluhkan sikap pemerintah yang dirasa kurang memberi perhatian pada kalangan perbankan. Menurut Sigit, hal tersebut terlihat dari tak banyaknya porsi bank dalam platform ekonomi dari pasangan Jokowi-JK maupun Prabowo-Hatta.

Sigit menjelaskan pada pemerintahan SBY, perhatian akan kalangan perbankan juga kurang dirasakan melihat dari rancangan ekonominya. Padahal, Sigit mengungkapkan pemerintah seharusnya memahami bahwa bank memiliki peran penting dalam perekonomian. “Bank itu jantung ekonomi nasional. Tapi orang mulai ingat jantung kalau sudah mulai bermasalah,” kata dia.

Sementara itu, menilai permintaan kalangan perbankan tersebut, Ekonom Senior Standard Chartered Bank Fauzi Ichsan menuturkan sebenarnya tanpa ada perhatian dari pemerintah pun, perbankan di Indonesia sudah menjadi industri yang paling untung. Fauzi menjelaskan saat ini memang perbankan Indonesia mengalami penurunan NIM, tapi perolehan laba tersebut tetap lebih tinggi dibanding negara lain.

“Bandingkan dengan Singapura dan Malaysia yang NIM [net interest margin] bahkan tak mencapai 2%,” ujarnya.

Menurut Fauzi, kalangan perbankan juga perlu mendeskripsikan secara jelas perhatian seperti apa yang diinginkan dari pemerintah mendatang. Sekadar informasi, berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang dipublikasikan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pada Mei 2014, NIM bank umum konvensional tercatat sebesar 4,22%. Perolehan tersebut memang turun 119 bps dari 5,41% pada Mei 2013.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ismail Fahmi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper