Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SETORAN DIVIDEN BUMN Disarankan Turun Jadi 25% dari Laba

Setoran dari bagian dividen laba badan usaha milik negara (BUMN) disarankan untuk turun menjadi 25% dari total laba bersih masing-masing perseroan.
Target setoran dividen BUMN belum tercapai. /Bisnis
Target setoran dividen BUMN belum tercapai. /Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA—Setoran dari bagian dividen laba badan usaha milik negara (BUMN) disarankan untuk turun menjadi 25% dari total laba bersih masing-masing perseroan.

Muhammad Said Didu, Mantan Sekretaris Menteri BUMN, mengatakan pendapatan dari dividen BUMN yang direncanakan pada tahun depan terlalu tinggi. Payout ratio dividen BUMN dinilai membatasi ruang gerak perusahaan-perusahaan untuk melakukan ekspansi.

"Payout ratio dividen BUMN harus diturunkan menjadi rata-rata 25% biar perusahaan BUMN lebih sehat. Untuk perusahaan BUMN perkebunan maksimum 10%," ujarnya, Senin (25/8/2014).

Berdasarkan perhitungannya, jika dividen BUMN 2015 dipatok Rp41 triliun, laba bersih seluruh BUMN pada tahun ini harus mencapai Rp200 triliun. Said Didu pesimistis perusahaan BUMN dapat menggenjot laba bersih ditengah perlambatan ekonomi seperti saat ini.

Menteri BUMN Dahlan Iskan pekan lalu dihadapan rapat kerja bersama Komisi VI DPR menjelaskan pendapatan negara yang bersumber dari bagian laba BUMN ditargetkan mencapai Rp41 triliun, naik 2,5% dibandingkan dengan APBN-Perubahan 2014 sebesar Rp40 triliun.

Target pendapatan bagian laba BUMN 2015 tersebut berasal dari pendapatan laba BUMN perbankan sebesar Rp8,79 triliun dan pendapatan laba BUMN non-perbankan sebesar Rp32,2 triliun.

Sementara itu, penerimaan pemerintah atas laba BUMN per 30 Juni 2014 tercatat mencapai Rp30,21 triliun atau 75,53% dari target laba BUMN sebesar Rp40 triliun. Perolehan itu terdiri dari laba BUMN perbankan sebesar Rp8,79 triliun dan laba BUMN non-Perbankan sebesar Rp21,419 triliun.

Dia menyebutkan setoran dividen BUMN belum tercapai karena PT Freeport Indonesia mengalami persoalan produksi sehingga tidak dapat menyetor dividen sebesar Rp1,5 triliun. Begitu pula dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) yang dinilai mengalami kesulitan keuangan akibat gejolak nilai tukar.

"Tidak ada setoran dividen PLN sebesar Rp4 triliun karena mengalami kerugian akibat melemahnya nilai tukar rupiah. Kekurangan dividen akan diupayakan dipenuhi dari Freeport dan dari BUMN lainnya," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper