Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga BBM Naik, Suku Bunga Bank Segera Menyusul

Meski dibayangi kenaikan inflasi jika harga bahan bakar minyak bersubsidi dinaikkan, kalangan perbankan tetap optimistis kinerja mereka masih bisa dijaga.n

Bisnis.com, JAKARTA—Meski dibayangi kenaikan inflasi jika harga bahan bakar minyak bersubsidi dinaikkan, kalangan perbankan tetap optimistis kinerja mereka masih bisa dijaga.

Presiden Direktur PT Bank Cetral Asia Tbk Jahja Setiaatmadja menegaskan sejauh ini industri perbankan masih cukup siap menghadapi kenaikan harga BBM. “Industri perbankan tidak akan anjlok, tapi memang harus dilihat dulu inflasi naik berapa, kalau terlalu tinggi mau tidak mau suku bunga ikut naik,” ujarnya di Jakarta, Kamis (28/8).

Menurutnya kalaupun nantinya inflasi menyentuh level 8% akibat penaikan harga BBM, BI Rate belum perlu dinaikkan. “Kalau misalnya inflasi 11% sampai 12% ya harus dimaklumi BI Rate bisa sampai 9%, tapi kan sekarang inflasi cuma 4,4%,” kata Jahja.

Dia menambahkan, penaikan harga BBM juga tidak akan langsung memicu peningkatan non performing loan (NPL) perbankan. Apalagi sejauh ini NPL perbankan di Indonesia masih tergolong stabil di kisaran 2,2%.

Berdasarkan data yang dilansir Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada akhir Juni 2014 total NPL bank umum mencapai Rp74,9 triliun, sedangkan pada April dan Mei masing-masing tercatat Rp68,8 triliun dan Rp74,3 triliun. Cadangan penurunan nilai aset keuangan (CKPN) untuk kredit yang diberikan pada Juni tercatat Rp78,5 triliun, lebih rendah dibandingkan Mei yang mencapai Rp79,1 triliun. Pada April 2014 CKPN bahkan sempat mencapai Rp87 triliun.

Sejumlah pihak menilai situasi tersebut perlu diwaspadai karena loan to deposit ratio (LDR) bank umum sudah berada di level tinggi. Pada Juni 2014 LDR tercatat 90,25%, sedikit di bawah Mei yang mencapai 90,3%.

Pertumbuhan kredit bank umum dari bulan ke bulan sepanjang semester I/2014 memang cenderung landai. Total kredit yang diberikan kepada pihak ketiga pada Juni 2014 mencapai Rp3.468 triliun, sedangkan pada April dan Mei masing-masing Rp3.361 triliun dan Rp3.403 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Galih Kurniawan
Editor :

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper