Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mandiri Tbk menyediakan dana hingga Rp90 triliun untuk memenuhi kebutuhan pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin memaparkan limit pembiayaan infrastruktur bakal paling besar ke sektor transportasi mencapai Rp25 triliun, sektor listrik mencapai Rp20 triliun, energi Rp19 triliun, telekomunikasi Rp16 triliun dan pembangunan jalan Rp10 triliun. Dia mengungkapkan rata-rata pertumbuhan mencapai 15% tiap tahunnya.
Persoalan perbankan sekarang adalah likuiditas yang ketat dan modal yang terbatas, sehingga kemampuan perbankan dalam menyalurkan kredit juga terbatas, katanya, Rabu (3/9/2014).
Budi mengatakan jumlah dana yang telah diserap sektor infrastruktur berkisar Rp60 triliun--Rp70 triliun. Menurutnya, perbankan nasional memiliki keterbatasan dalam menyalurkan kredit bagi pembangunan infrastruktur karena terbatasnya modal dan kini ditambah lagi likuiditas yang kian ketat.
Apalagi, pembangunan infrastruktur membutuhkan pembiayaan yang besar dalam jangka panjang, sementara perbankan hanya mampu memenuhi kebutuhan dana untuk jangka pendek.
Dia menyebutkan industri perbankan masih harus mengikuti proyeksi dari Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk membatasi pertumbuhan fungsi intermediasi. Saat ini, kondisinya pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) masih lebih lambat dari laju kredit, hal itu disebabkan ketatnya likuiditas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel