Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HIMBARA: Bankir Jangan Mudah Didikte Deposan Kakap

Di tengah perebutanlikuiditas yang ketat, industri perbankan diminta agar tidak mudah didikte oleh deposan kakap untuk memberikan bunga deposito yang tinggi.
Ketua Himpunan Bank-bank Milik Negara (Himbara) Gatot Murdiantoro Suwondo. /Bisnis.com
Ketua Himpunan Bank-bank Milik Negara (Himbara) Gatot Murdiantoro Suwondo. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah perebutanlikuiditas yang ketat, industri perbankan diminta agar tidak mudah didikte oleh deposan kakap untuk memberikan bunga deposito yang tinggi.

Ketua Himpunan Bank-bank Milik Negara (Himbara) Gatot Murdiantoro Suwondo mengungkapkan industri perbankan jangan mau diadu diminta oleh deposan untuk menaikan bunga. Sementara itu, dia menilai bank-bank pelat merah tidak terlalu agresif menaikkan suku bunga.

Gatot mengatakan deposan-deposan besar berasal dari institusi seperti badan usaha milik negara (BUMN) dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Dia mengungkapkan peletakan dana di produk deposito berdasarkan tender, yakni bank yang memberikan bunga paling tinggi.

"Biasanya yang lapar yang ambil [memberikan bunga deposito tinggi]," ungkapnya, Senin (22/9/2014).

Gatot yang juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk mengatakan deposan yang meminta special rate dominan yang memegang dana di atas Rp50 miliar. Adapun special rate BNI mencapai 10%.

Dia mengklaim bunga deposito BNI lebih rendah dari bank-bank lain, sehingga perseroan belum berencana menurunkan suku bunga deposito. Menurutnya, deposan lebih banyak meletakan dananya pada produk deposito bertenor sebulan.

Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan saat pertemuan dengan OJK, tidak ada keputusan apapun. Menurutnya, OJK lebih banyak mendengarkan pendapat dari industri perbankan.

Budi mengungkapkan tidak ada patokan dan pembatasan bunga deposito. Namun, lebih pada menjaga kondisi likuiditas agar perekonomian bisa berjalan lancar. "Di masa transisi ini, agar bank-bank menjaga kondisi likuiditas," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper