Bisnis.com, JAKARTA - Pembiayaan industri multifinance mengalami perlambatan pada Agustus 2014 dibandingkan dengan pertumbuhan pada Juli 2014 karena faktor peningkatan suku bunga perbankan.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Bank Indonesia, pembiayaan mencapai Rp363,48 triliun pada Agustus 2014 atau tumbuh 9,7% dibandingkan dengan Rp331,26 triliun pada periode yang sama 2013.
Angka pertumbuhan itu lebih kecil dibandingkan dengan pertumbuhan pada Juli 2014 yang mencapai 10,6% menjadi Rp363,18 triliun dibandingkan dengan Rp328,35 triliun pada periode sama 2013.
Perlambatan cukup tinggi terjadi di sektor sewa guna usaha (SGU). Piutang SGU mencapai Rp113,71 triliun pada Agustus 2014 atau tumbuh 0,63% dibandingkan dengan Rp113 triliun pada periode sama 2013.
Angka pertumbuhan itu lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada Juli 2014 yang mencapai 4,54% menjadi Rp114,03 triliun dibandingkan dengan Rp109,08 triliun pada periode sama 2013.
Sementara itu, pertumbuhan pembiayaan konsumen masih lebih bagus dibandingkan dengan pertumbuhan pembiayaan SGU. Pertumbuhan pembiayaan konsumen mencapai 11,89%. Selain pembiayaan konsumen dan SGU, sektor pembiayaan lainnya adalah anjak piutang dan kartu kredit.
Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan Non Bank OJK Dumoly Pardede mengatakan perlambatan di sektor SGU itu disebabkan oleh faktor harga komoditas yang tidak sebaik pada tahun lalu.
“Industri tambang sedang tidak booming,” katanya di paparan kinerja bulanan, Kamis (16/10/2014).
Seperti diketahui, salah satu bentuk obyek pembiayaan SGU adalah alat berat. Alat berat itu digunakan di sektor pertambangan. Batu bara sebagai salah satu komoditas yang ditambang sedang mengalami kelesuan harga sejak beberapa tahun terakhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel