Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Petinggi Bank Mandiri Ini Pernah Alami Masa Masa Sulit Saat Sekolah

Menempati posisi di jajaran board of director Bank Mandiri selama 15 tahun ternyata tidak diraih dengan mudah oleh Abdul Rachman, yang kini Direktur Institusional Banking Bank Mandiri.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, SURABAYA - Menempati posisi di jajaran board of director Bank Mandiri selama 15 tahun ternyata tidak diraih dengan mudah oleh Abdul Rachman, yang kini Direktur Institusional Banking Bank Mandiri.

Capaiannya tersebut buah manis dari usaha sejak kecil, sejak duduk belajar di sekolah dasar. Abdul Rachman bercerita keluarganya bukanlah orang yang memiliki banyak harta.

“Saya sempat enggak berani berangkat sekolah karena belum bayar SPP. Pernah mengalami seperti itu,” jelasnya saat kuliah umum Mandiri Edukasi di Universitas Petra Surabaya, Kamis (16/10/2014).

Kondisi ini lantas disiasati dengan mencari penghasilan tambahan. Selepas belajar di sekolah dasar, ia membantu menempelkan cap di batik-batik di Solo, kota tempat tumbuh kembangnya.

Setiap menyelesaikan menempel cap empat sampai lima kodi, Abdul Rachman menuturkan, sejumlah uang didapat. Uang inilah yang kemudian menopang pendidikannya.

Kesibukan mencari pendapatan sedari belia tidak lantas menjadikannya enggan belajar. Hasrat membacanya terus dijaga, meski untuk beli buku atau bahan bacaan tidak ada uang.

“Saya punya cita-cita pergi ke luar negeri. Makanya saya rajin baca apapun, untuk dapat bahan bacaan kadang bermain ke tempat orang punya. Jadi gresek-gresek koran bekas, majalah bekas,” tambahnya.

Setelah menempuh pendidikan di SMP dan SMA, usaha mencari uang meluas. Pasar Klewer di Solo menjadi tempatnya mencari rejeki. Menjual batik yang didapat dari sejumlah kenalannya dilakukan.

“Sampai lulus SMA berdagang di Pasar Klewer,” urainya di hadapan sekitar 200 mahasiswa yang mengikuti acara tersebut.

Selepas menyelesaikan pendidikan di Solo, ia didorong menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Berbekal uang yang hanya cukup beli tiket berangkatlah ke Bandung.

Kota Kembang tersebut dipilih sebagai tujuan kuliah didasari pertimbangan sebagian besar temannya kuliah di sana. Nasib mujur tak bisa ditolak, ia pun diterima kuliah.

Tapi masalah belum selesai, ia harus menghidupi dirinya di perantauan. Pasar Baru pun jadi lokasi bisnis, berbekal kain utangan kenalan di Solo dagangan digelar.

“3 tahun berdagang untuk sekolah,” tambahnya. Sempat merasakan manisnya bisnis tidak lantas ia melupakan belajar. Hanya saja triknya belajar tidak konvensional seperti layaknya mahasiswa lain, mencatat apa yang diajarkan dosen.

Abdul Rachman malah bertanya buku apa yang dijadikan referensi mengajar. Sumber tersebut lantas dicari, disarikan dalam bentuk rangkuman.

Cara ini pun ternyata menjadi sumber penghasilan ketika rangkuman tersebut digandakan temannya lantas dijual. Tak hanya itu, ia pun mengajukan lamaran beasiswa ke sejumlah pihak.

“Bisa dibilang kala itu berlebihan,” tuturnya soal hasil usaha kerasnya. Tak puas dengan hasil yang diraih, Abdul Rachman tetap menggantungkan mimpi belajar ke luar negeri.

Hanya saja impian tersebut tak tercapai ketika masa akhir kuliah di Bandung. Belakangan setelah bekerja di Bapindo, ia dikirimkan tugas belajar ke Amerika Serikat.

Kerja keras memang tak pernah sia-sia. Terbukti ketika lembaga milik pemerintah tersebut membuka cabang di luar negeri, Abdul Rachman ditunjuk sebagai penanggung jawab. Pola ini terus berlangsung hingga membawanya tinggal 6 tahun di Hongkong.

Cita-cita berpergian ke berbagai negara di dunia seperti diimpikannya waktu kecil tercapai. Semua itu menurutnya tidak lepas dari kemauan untuk berusaha untuk mencapai brestasi di setiap fase kehidupanya.

“Integritas dan kemauan untuk maju,” begitu ia membagi rumus suksesnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Miftahul Ulum
Editor : Sepudin Zuhri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper