Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pegadaian Pangkas Target Pembiayaan dan Laba

PT Pegadaian (Persero) berencana untuk memangkas target pembiayaan dan laba menjadi masing-masing Rp28 triliun dan Rp1,5 triliun akibat kenaikan suku bunga perbankan dan imbas penurunan emas tahun lalu
Pegadaian/Bisnis
Pegadaian/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA— PT Pegadaian (Persero) berencana untuk memangkas target pembiayaan dan laba menjadi masing-masing Rp28 triliun dan Rp1,5 triliun akibat kenaikan suku bunga perbankan dan imbas penurunan emas tahun lalu.

Meski target pembiayaan dikoreksi turun, angka itu masih mengalami kenaikan dibandingkan tahun lalu dengan realisasi pembiayaan yang mencapai Rp26,4 triliun. Hal itu tampak kontras dengan rencana revisi target laba Pegadaian dari Rp2,2 triliun menjadi Rp1,5 triliun pada tahun ini.Pasalnya rencana pemangkasan tersebut justru menciutkan target perolehan laba tahun ini dibandingkan tahun lalu yang realisasinya mencapai Rp1,9 triliun.

“Rencana revisi itu sudah kami sampaikan pada para pemegang saham per Agustus lalu, tapi sampai saat ini belum ada tanggapan,” kata Direktur Utama Pegadaian Suwhono di Jakarta, Senin (20/10/2014).

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, laba Pegadaian turun sekitar 6% menjadi Rp870 miliar pada Agustus 2014 dibandingkan periode yang sama tahun ini sedangkan realisasi pembiayaan menyentuh 70% dari target awal yang ditetapkan.

Hal tersebut patut dimaklumi karena perbankan masih menjadi sumber pendanaan utama dibandingkan sumber lainnya misalnya penerbitan obligasi. Adapun, perusahaan berpelat merah ini telah menjalin kerja sama dengan sekitar 15 perbankan a.l Bank Mandiri, Bank BRI, Bank Permata, dan Bank DKI Jakarta.

Jika dirinci, Pegadaian sendiri menerima pinjaman dari pihak perbankan di kisaran 10%-11,5%, padahaal sebelumnya suku bunga yang dikenakan hanya 9%.

Selain akibat imbas penurunan emas dan kenaikan suku bunga bank, dirinya menjelaskan tertundanya eksekusi penguatan penjualan di beberapa gerai pegadaian juga dianggap berkontribusi terhadap pemangkasan target itu.

“Seharusnya penguatan sudah jalan per Januari 2015, tetapi karena lemahnya koordinasi maka baru berjalan efektif pada April tahun ini,” tambahnya.

Hingga saat ini, usaha gadai dan pembiayaan emas masih menempati posisi pertama dan kedua sebagai lini usaha yang berkontribusi maksimal terhadap laba, diikuti dengan remitansi, kredit multi guna, remitansi, dan aneka jasa.

Lebih lanjut, tingkat persaingan juga semakin ketat karena beberapa lini usaha misalnya remitansi bisa dilakukan melalui perbankan dan pembiayaan emas bisa melalui perbankan syariah.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper