Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Bank di Sulawesi Selatan Pada Kuartal III/2014 Kian Tertekan

Kinerja perbankan umum di Sulawesi Selatan cenderung masih tertekan seiring dengan perlambatan sejumlah indikator kinerja kuartal III/2014.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, MAKASSAR - Kinerja perbankan umum di Sulawesi Selatan cenderung masih tertekan seiring dengan perlambatan sejumlah indikator kinerja kuartal III/2014.

Berdasarkan data bank sentral, indikator perbankan seperti aset, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) serta kredit secara keseluruhan mencatatkan kinerja yang melambat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Suhaedi, Kepala Kantor BI Wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua), memaparkan hingga akhir kuartal ketiga tahun ini, aset perbankan yang beroperasi di daerah ini hanya mampu tumbuh 10,28% (yoy) atau lebih rendah dibandingkan dengan kinerja periode yang sama tahun lalu sebesar 17,58%.

Menurutnya, kondisi tersebut dipicu oleh perlambatan pertumbuhan penyaluran kredit maupun DPK pada periode yang sama dengan kecenderungan intensitas perlambatan cukup signifikan sejak awal 2014.

"Perlambatan yang sangat kentara itu terjadi pada penyaluran kredit yang cenderung terus melambat memasuki pertengahan kuartal pertama, begitu pula DPK yang mulai melambat sejak Juni lalu," katanya, Kamis (30/10/2014).

Pengimpunan DPK pada kuartal III/2014 yang hanya mencatatkan pertumbuhan sebesar 12,11% menjadi Rp64,13 triliun, sedikit lebih rendah jika dibandingkan dengan performa di periode yang sama tahun lalu dengan pertumbuhan 12,95% (yoy).

Sementara itu, penyaluran kredit dari perbankan Sulsel yang mencapai Rp86,25 triliun pada akhir kuartal III/2014 atau hanya tumbuh 8,34% (yoy). Angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan kredit pada periode yang sama tahun lalu yang mencapai 17,53% (yoy).

Adapun, pangsa kredit terbesar masih berasal dari segmen kredit konsumsi dengan persentase mencapai 42,35%, kemudian kredit modal kerja 36,75% serta kredit investasi dengan kontribusi mencapai 20,9%.

Bila dilihat dari sektor ekonomi, sektor perdagangan di Sulsel paling besar menyerap pembiayaan dari perbankan yang mencapai 31,51%, kemudian industri jasa dunia usaha sebesar 5,7%, sektor konstruksi sebesar 5,18% serta industri pengolahan 4,88%.

Sedangkan sektor pertanian yang merupakan penyumbang terbesar PDRB Sulsel hanya menyerap kredit dari perbankan sebesar 1,74%.

Di sisi lain, rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) untuk pangsa kredit produktif tertinggi di Sulawesi Selatan terjadi pada sektor pertambangan yang mencapai 20,09%, kemudian sektor jasa sebesar 8,57%, sektor pertanian 6,2%. Sedangkan sektor lainnya masih dalam kondisi terkendali.

"Khusus NPL sektor pertambangan, ini masih merupakan dampak dari pemberlakukan UU Minerba yang efeknya sangat signifikan bagi perusahaan tambang menengah ke bawah," kata Suhaedi.

Sedangkan NPL pada kredit konsumsi secara umum masih dalam batas terkendali hingga kuartal III/2014, di mana rasio kredit bermasalah pada jenis KPR sebesar 3,47%, kendaraan bermotor 1,2% serta kredit perlengkapan pada posisi 1,16%.

Kepada Divisi Assesment BI Wilayah I Sulampua Noor Yudanto menjelaskan tren konsumsi masyarakat yang terus meningkat berdampak pada laju pertumbuhan kredit konsumtsi yang tumbuh hingga 9,02% (yoy) pada kuartal ketiga tahun ini.

"KPR masih memberikan kontribusi terbesar dibandingkan dengan jenis kredit konsumsi lainnya. Tetapi jika dlihat dari sisi pertumbuhan, kredit kendaraan bermotor secara konsisten selalu tertinggi," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Amri Nur Rahmat
Editor : Sepudin Zuhri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper