Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Transaksi Mini MRA Perbankan Tembus Rp117,7 Triliun

Industri perbankan kian aktif melakukan transaksi Mini Master Repurchase Agreement (MRA) untuk mencukupi likuiditas.

Bisnis.com, JAKARTA--Industri perbankan kian aktif melakukan transaksi Mini Master Repurchase Agreement(MRA) untuk mencukupi likuiditas.

Hingga September 2014, Bank Indonesia mencatatkan jumlah transaksi mini MRA mencapai Rp117,7 triliun. Bila dikalkulasikan sebelum adanya penandatanganan MRA, jumlah transaksi repurchase (repo) antarbank mencapai Rp122,3 triliun.

Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI Filianingsih Hendarta mengatakan dari 67 bank yang menandatangani MRA, bank-bank yang aktif bertransaksi mencapai hanya 33 bank.

"Aktif atau tidak bank bertransaksi MRA, tergantung kebutuhan likuiditas," ungkapnya, Senin (3/11/2014).

Fili mengungkapkan suku bunga mini MRA lebih rendah beberapa basis poin daripada pasar uang antarbank (PUAB).

Adapun suku bunga PUAB overnight stabil di 5,82%. Menurutnya, suku bunga repo tergantung dengan tenor transaksi, dan transaksi paling kecil tenornya mencapai 2-4 hari.

Bunga transaksi mini MRA lebih murah, sebab menggunakan kolateral. Bank-bank yang ingin bertransaksi mini repo boleh melakukan penarikan pinjaman beragunan obligasi, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Sertifikat Deposito Bank Indonesia (SDBI) dan Surat Berharga Negara (SBN).

Dia mengatakan jika bank-bank memiliki kenalan banyak counterparty, maka bunga yang di dapat bisa lebih rendah.

Artinya, semakin banyak counterparty, maka bank yang hendak bertransaksi mudah membandingkan bunga yang kompetitif. Fili mengatakan melejitnya transaksi mini repo disebabkan sudah adanya dokumen standar dalam bertransaksi.

Secara teknis,  katanya, bank-bank yang kelebihan likuditas bisa menawarkan bank yang kekurangan likuiditas untuk melakukan transaksi repo. Adapun nilai transaksi repo sejak awal penandatanganan pada 20 Desember 2013 senilai Rp2,3 triliun.

Tujuan BI menggelar mini MRA, lanjutnya, jika bank-bank kekurangan likuiditas bisa memiliki banyak pilihan mulai dari PUAB, repo hingga 'masuk' ke BI. Fili memproyeksi pada 2015, jumlah transaksi akan tergantung dari likuiditas industri perbankan.

"Namun kalau masuk BI, maka menempatkan bunga paling rendah dan meminjamkan [dengan bunga] paling tinggi. Jadi kami mendorong ke mereka [bank-bank] agar jangan datang ke BI dulu," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor :
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper