Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KONSOLIDASI PERBANKAN: Transformasi BTN Menjadi Wanita Pesolek

Kami ini seperti gadis yang belum bersolek, belum bersolek saja banyak yang mau, apalagi kalau sudah bersolek. Demikian tutur Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Maryono yang langsung disambut tawa redaksi Bisnis Indonesia.
Direktur Utama BTN Maryono /bisnis.com
Direktur Utama BTN Maryono /bisnis.com

Bisnis.com, Jakarta-- “Kami ini seperti gadis yang belum bersolek, belum bersolek saja banyak yang mau, apalagi kalau sudah bersolek.” Demikian tutur Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Maryono yang langsung disambut tawa redaksi Bisnis Indonesia.

Ya, wajar saja banyak yang mau. Dalam kunjungan ke redaksi Bisnis Indonesia, pekan lalu, orang nomor satu di bank yang berfokus pada kredit pemilikan rumah (KPR) ini, memaparkan berbagai potensi ‘menggoda’ dari sektor perumahan di Indonesia.

Potensi itu dipaparkan Maryono mulai dari data riset Badan Pusat Statistik (BPS). Ketika itu, Maryono menyebutkan angka backlogperumahan di Indonesia telah mencapai 13,6 juta unit.

Dari 13,6 juta unit tersebut, Maryono mengandaikan, jika tiap unit seharga minimal Rp100 juta, maka ada dana senilai Rp1.360 triliun yang bisa diraup dari sektor perumahan. Adapun, dana tersebut setara dengan 38,6% dari total kredit yang disalurkan bank umum di Indonesia per Agustus 2014 sebesar Rp3.522 triliun. Inilah yang dikatakan Maryono sebagai potensi ‘menggoda’ yang jadi incaran.

“Ini baru bicara angka sekarang, belum 5-10 tahun lagi,” ujar Maryono.

Setiap tahunnya, jumlah unit rumah yang dibutuhkan ternyata terus bertambah. Setidaknya, menurut Maryono, ada 400.000 unit rumah yang dibutuhkan setiap tahunnya. Belum lagi, pada 2019 mendatang, dikatakan Maryono, akan ada peningkatan sebesar 2 kali lipat pada golongan masyarakat kelas menengah di Indonesia yang berdampak pada meningkatnya daya beli rumah.

Melihat potensi besar tersebut, sayangnya ‘gadis yang belum bersolek’ ini hanya mampu membiayai sekitar 1,8% atau sebesar 250.000 unit dari total kebutuhan rumah di Indonesia tersebut. Tak mau terus tertinggal, Maryono menuturkan pihaknya kini tengah ‘bersolek’ agar potensi tersebut tak sampai lewat dari jangkauan bank dengan portfolio KPR mencapai 87% ini.

Berbagai strategi dipertimbangkan. Hasilnya, emiten berkode saham BBTN tersebut akan ‘mendandani’ 3 sektor yang menjadi prioritas utama. Sektor-sektor tersebut yaitu bisnis, infrastruktur, dan sumber daya manusia (SDM).

Dari segi bisnis, ada 2 hal yang menjadi fokus utama bank yang dulunya bernama Postpaarbank ini. Dana pihak ketiga (DPK), kata Maryono, akan ditingkatkan untuk memacu liabilitas perseroan. Lalu, pembiayaan yang juga akan dipacu untuk menggenjot sisi aset.

Sumber dana diprioritaskan mengingat loan to deposit ratio (LDR) BBTN pada September 2014 yang telah mencapai 108,54%. Untuk menggaet dana lebih banyak lagi, Maryono mengubah fokus perseroan yang dulu lebih mengarahkan pencarian dana dari segmen ritel, menjadi ke korporasi dan komersial.

Radar pun berubah haluan. Kini, BBTN membidik sesama korporasi plat merah seperti Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, dan PT Taspen (Persero) untuk menggaet dana. Bahkan, perseroan juga membidik pemerintah daerah sebagai sumber cuan.

Strategi lain, bank yang telah berusia 64 tahun tersebut, juga pada akhir tahun ini akan meluncurkan produk tabungan perumahan yang diyakini mampu menggaet dana murah. Melalui produk tabungan ini, nantinya uang yang tersimpan akan menjadi uang muka pembelian rumah. “Kalau setor uang muka lewatdeveloper swasta kan enggak diberi bunga, kalau ini [tabungan perumahan] akan diberi bunga dan lebih terpercaya,” jelas Maryono.

Belum cukup mencari dana dari segmen tersebut, Maryono menuturkan BBTN juga masih akan mencari sumber dana dari luar negeri. “Kami sedang mendekatkan diri dengan sumber dana dari luar negeri.”

Pembiayaan perseroan juga akan dipoles dengan mengeluarkan produk pendukung konsumer banking. Produk ini nantinya menawarkan kredit rumah tangga dengan agunan rumah.

Dari segi infrastruktur, kini BBTN, dikatakan Maryono, tengah memoles information technology (IT). Satu yang menjadi target yang akan diluncurkan tahun depan yaitu BTN Property Portal yang menjadi wujud perkembangan electronic banking perseroan.

SDM juga tengah dipacu dengan menyekolahkan berbagai tenaga potensial ke lembaga pendidikan di dalam maupun luar negeri untuk memperbaiki skill karyawan BTN
Poles sana-sini tersebut, dikatakan Maryono, dilakukan untuk satu tujuan utama: Membantu mengurangi backlog dengan meningkatkan jumlah unit rumah yang dibiayai dari 235 unit pada tahun ini menjadi 7,5 juta unit pada 2019.

Bahkan Maryono telah memiliki proyeksi laju kredit dan laba jika transformasi yang dilakukan berhasil. Menurut proyeksi dia, kredit perseroan akan melaju diatas 18% dan pertumbuhan laba di kisaran 20%-24% akan tercapai jika poles sana-sini itu sukses

Namun, target tersebut, jika dibandingkan dengan perolehan BBTN saat ini, nampaknya berbanding terbalik. Apalagi mengingat hasil kinerja perseroan pada kuartal III/2014 yang mengalami koreksi laba hingga 28,5% menjadi Rp755 miliar dari Rp1,05 triliun di periode yang sama tahun lalu.

Tapi, apalah gunanya ada ungkapan "Gantungkan cita-citamu setinggi langit" jika tetap pesimis.Yang utama, target tinggi tersebut juga harus diimbangi dengan eksekusi yang matang dan sesuai rancangan.

Jangan sampai, karena salah eksekusi, ketika memasuki umur 70 tahun nanti, bank pelat merah yang berfokus di KPR ini belum juga bertransformasi menjadi wanita pesolek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fahmi Achmad

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper