Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA BBM NAIK: Bank Besar Bidik Pembiayaan Infrastruktur

Sektor infrastruktur diyakini bakal menjadi salah satu primadona penyaluran kredit oleh bank-bank besar tahun depan.
   Rencana pemerintah yang akan menggenjot pembangunan infrastruktur membuka peluang bagi perbankan untuk menaikkan porsi kredit. /
Rencana pemerintah yang akan menggenjot pembangunan infrastruktur membuka peluang bagi perbankan untuk menaikkan porsi kredit. /

Bisnis.com , JAKARTA— Sektor infrastruktur diyakini bakal menjadi salah satu primadona penyaluran kredit oleh bank-bank besar tahun depan.

Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk Arwin Rasyid mengatakan rencana pemerintah yang akan menggenjot pembangunan infrastruktur membuka peluang bagi perbankan untuk menaikkan porsi kredit.

“Harga BBM bersubsidi naik bukan masalah besar [bagi bank], karena tujuannya untuk penghematan [APBN] yang akan dialokasikan untuk infrastruktur, bank mengikuti bisnis,” katanya seusai menghadiri Bankers Dinner di Jakarta, Kamis (20/11/2014).

Dia menuturkan hal penting yang harus dilakukan perbankan adalah memetakan sektor-sektor potensial guna menyalurkan kredit. Menurutnya ke depan CIMB Niaga berencana menambah porsi penyaluran kredit di sektor infrastruktur, jasa, kesehatan, dan pendidikan.

Arwin optimistis percepatan pembangunan infrastruktur akan memicu arus investasi dan akan berdampak positif pada kondisi likuiditas perbankan. Dia menegaskan target pertumbuhan kredit sebesar 15% dan dana pihak ketiga (DPK) 14% yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2015 masih mampu dipenuhi industri perbankan.

“Kami juga akan ikuti arahan itu,” ujarnya.

Menurutnya penaikan BI Rate menjadi 7,75% tidak akan serta merta memicu kenaikan suku bunga perbankan. Pihaknya pun belum berencana menaikan suku bunga baik dana maupun kredit dalam waktu dekat.

“Kalaupun naik besarannya tidak akan sama [dengan kenaikan BI Rate]. Ini kan sebenarnya sinyal agar perbankan slow down.”

CIMB Niaga mencatat penurunan laba bersih dari Rp3 triliun pada kuartal III/2013 menjadi Rp2,3 triliun pada kuartal III/2014. Pendapatan bunga per September 2014 mencapai Rp14,7 triliun, lebih tinggi ketimbang periode yang sama 2013 yang tercatat Rp12,6 triliun. Meski begitu beban bunga tercatat naik dari Rp5,12 triliun pada kuartal III/2013 menjadi Rp6,96 triliun pada periode yang sama 2014.

Pendapatan operasional non bunga per September 2014 juga lebih sedikit ketimbang periode yang sama 2013. Hingga kuartal III/2014 pendapatan operasional CIMB Niaga tercatat Rp2,51 triliun, sedangkan pada periode yang sama 2013 mencapai Rp2,68 triliun. Beban operasional non bunga per September 2014 juga lebih tinggi ketimbang periode yang sama 2013. Per September 2014 beban operasional non bunga tercatat Rp7 triliun, sedangkan pada September 2013 Rp5,98 triliun.

Tak hanya CIMB Niaga yang masih menahan suku bunga meskipun BI Rate telah naik. PT Bank Central Asia Tbk pun baru berencana menyesuaikan suku bunga tahun depan. “Kami sedang kaji penurunan suku bunga kredit perumahan rakyat (KPR), mungkin tahun depan secara bertahap, kalau suku bunga kredit lainnya tahun ini kami tahan dulu,” ujar Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk juga menyatakan bakal mengkaji sektor-sektor potensial penyaluran kredit seiring dinamika ekonomi yang terjadi. Direktur Keuangan BRI Achmad Baiquni sebelumnya mengatakan penyaluran kredit ke sektor infrastruktur cukup menarik. Namun pihaknya juga tetap berupaya memacu kredit di sektor mikro yang selama ini menjadi andalan BRI.

“Kami tidak terlalu khawatir dengan kenaikan non performing loan (NPL) di mikro kalaupun suku bunga dinaikkan karena di segmen ini yang terpenting adalah akses,” ujarnya.

Menurut data Statistik Perbankan Indonesia yang dilansir OJK penyaluran kredit oleh bank umum ke sektor listrik, gas, dan air per September 2014 mencapai Rp88 triliun, sedangkan pada September 2013 Rp72,73 triliun. Penyaluran kredit ke sektor konstruksi pada September 2013 tercatat Rp120,4 triliun, sedangkan pada periode yang sama 2014 mencapai Rp142,94 triliun.

Adapun penyaluran kredit ke sektor jasa pendidikan per September 2014 tercatat Rp6,75 triliun dari sebelumnya hanya Rp5 triliun pada September 2013. Penyaluran kredit ke sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial juga tercatat naik dari Rp9,6 triliun pada September 2013 menjadi Rp11,83 triliun pada periode yang sama 2014.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Galih Kurniawan
Editor : Setyardi Widodo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper