Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OJK Prediksi Kredit Kuartal IV/2014 Bakal Tumbuh Lebih Baik

Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang memprediksikan penyaluran kredit pada triwulan IV/2014 bisa tumbuh positif, berbeda dengan posisi triwulan III yang justru tumbuh negatif.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, MALANG - Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang memprediksikan penyaluran kredit pada triwulan IV/2014 bisa tumbuh positif, berbeda dengan posisi triwulan III yang justru tumbuh negatif.

Kepala Kantor OJK Malang Indra Krisna mengatakan setelah pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM), maka bagi pengusaha merupakan sinyal positif sehingga mereka bisa merencanakan pengembangan usaha.

“Saat harga BBM belum dinaikkan, maka pengusaha justru diliputi situasi penuh ketidakpastian sehingga mereka tidak berani melangkah untuk melakukan ekspansi,” kata Indra Krisna dihubungi dari Malang, Minggu (23/11/2014).

Sinyal positif lagi bagi pengusaha, mulai meredanya perseturuan antara Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan Koalisi Merah Putih (KMP) di DPR.

Namun, dia memprediksikan, pertumbuhan penyaluran kredit sampai akhir 2014 tidak sampai memenuhi target yang dipatok OJK di kisaran 10%.

Sampai akhir tahun, penyaluran kredit di wilayah kerja Kantor OJK Malang dipredisikan hanya mencapai 7%-7,5% saja karena pertumbuhan kredit sampai dengan September 2014 hanya mencapai 5,21%.

Meski begitu, dia tidak mendesak bank untuk mempercepat penyaluran kredit untuk memenuhi target penyaluran sebesar 10%.

Hal itu tidak perlu dilakukan jika kondisi perekonomiannya memang masih belum mendukung.

Jika dipaksakan, dia khawatir, justru menjadi blunder bagi perbankan dengan naiknya angka non performing loan (NPL).

“Saya memprediksikan, sektor ekonomi yang bisa dipacu pertumbuhannya yakni usaha perdagangan dan industri kecil-menengah,” ujarnya.

Sebelumnya, dia menegaskan, penyaluran kredit perbankan di wilayah kerja Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang sampai triwulan III/2014 tumbuh negatif, yakni, -0,39% secara bulanan (month to month/m-t-m) yang dipicu kondisi makro dan mikro ekonomi yang kurang kondusif.

Realisasi penyaluran kredit yang tumbuh sebesar itu sudah bisa diduga karena beberapa faktor makro di bidang politik dan ekonomi masih tidak kondusif bagi ekspansi usaha.

“Sampai September 2014, kan, Pak Jokowi belum diserahkan sebagai presiden, begitu juga isu kenaikan BBM (bahan bakar minyak) tidak jelas ke mana arahnya,” katanya.

Dengan berkurangnya kegiatan ekspansi usaha, maka otomatis berdampak pada menurunnya realisasi penyaluran kredit.

Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) sendiri memang menginginkan penyaluran kredit tidak terlalu tinggi sehingga berdampak memanaskan perekonomian makro dan menimbulkan inflasi.

Regulator hanya menargetkan penyaluran kredit hanya tumbuh 10% sepanjang 2015.

Secara year to date (y-t-d), posisi penyaluran kredit sampai September 2014 di wilayah kerja Kantor OJK Malang hanya tumbuh 5,21% dengan nominal Rp33,073 triliun.

Dengan posisi penyaluran kredit sebesar itu, maka berarti minus 0,39% dibandingkan posisi penyaluran kredit pada Agustus yang mencapai Rp33,203 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Choirul Anam
Editor : Sepudin Zuhri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper