Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perusahaan Asuransi Patungan dengan Asing Rancang Penguatan Modal

Sejumlah pendatang asuransi hasil usaha patungan (joint venture) dengan industri perasuransian lokal menggadang-gadang kapasitas modalnya yang cukup buncit sebagai strategi untuk memenangkan persaingan bisnis.
Ilustrasi perusahaan asuransi patungan dengan asing. Merancang penguatan modal/JIBI
Ilustrasi perusahaan asuransi patungan dengan asing. Merancang penguatan modal/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA—Sejumlah pendatang asuransi hasil usaha patungan (joint venture) dengan industri perasuransian lokal menggadang-gadang kapasitas modalnya yang cukup buncit sebagai strategi untuk memenangkan persaingan bisnis.

Sebut saja, sepanjang Januari-November tahun ini, Bisnis mencatat sekitar dua perusahaan asuransi patungan yaitu PT Astra Aviva Life (Astra Life), dan PT Fairfax Insurance Indonesia (Fairfax Indonesia).

Adapun, Astra Life merupakan perusahaan asuransi jiwa joint venture antara Aviva International Holding Limited dan PT Astra International Tbk, sedangkan Fairfax Indonesia ada usaha patungan antara Fairfax Financial Holdings Limited (Fairfax Financial) dengan PT Batavia Mitratama Insurance.  

“Kami membuktikan komitmen jangka panjang di Indonesia melalui penambahan modal yang disetor hingga Rp250 miliar,” kata R. Athappan, Chairman Fairfax Asia Limited di Jakarta, Rabu (3/12/2014).

Menurutnya, kapasitas permodalan yang kuat merupakan strategi yang disiapkan Fairfax Indonesia untuk menghadapi ketatnya industri perasuransian di Indonesia.

Apalagi, dengan dukungan kapasitas perusahaan induknya yaitu Fairfax Financial, dirinya optimistis perusahaan yang berkantor pusat di Kanada itu mampu menjadi perusahaan asuransi umum yang terpercaya dan terpilih di Indonesia.     

Fairfax Indonesia menargetkan mampu mendulang premi bruto mencapai Rp125 miliar pada tahun. Hingga 25 November 2014, Fairfax Indonesia mencatat premi bruto senilai Rp102 miliar.

Sebaliknya, setelah resmi diluncurkan pada November lalu, Astra Life  mengantongi modal Rp862 miliar. Akibat penyuntikan modal tersebut, risk based capital (RBC) perseroan terpompa menjadi 1800%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ismail Fahmi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper