Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SUKU BUNGA BI: Rezim Bunga Tinggi Masih Berlanjut

Ekonom Aviliani memprediksi bunga tinggi yang ditandai suku bunga acuan Bank Indonesia di atas 7,75% akan berlanjut hingga tahun depan.
Bank Indonesia/Bisnis.com
Bank Indonesia/Bisnis.com

Bisnis.com, SURABAYA - Ekonom Aviliani memprediksi bunga tinggi yang ditandai suku bunga acuan Bank Indonesia di atas 7,75% akan berlanjut hingga tahun depan.

Dia mengatakan ada sejumlah kondisi global bisa memicu Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan. Ekonomi Amerika Serikat akan membaik sehingga uang asing di pasar modal dalam negeri bisa kembali ke Negara Paman Sam.

“Semua mata uang terdepresiasi, termasuk rupiah. Semua [investor] memiliki ekspektasi bunga di Amerika Serikat naik,” jelasnya di Surabaya, Senin (15/12/2014).

Menurutnya, kondisi tersebut bisa mendorong kenaikan suku bunga acuan di Indonesia hingga 8%. Perubahan itupun kemungkinan baru akan diputuskan Juli tahun depan, ketika Amerika Serikat mengeluarkan kebijakan signifikan.

Sementara di sisi lain, ekonomi Eropa belum akan membaik dalam waktu dekat sehingga berdampak ke Asia – termasuk China dan Jepang. Kondisi tersebut menyebabkan komoditas andalan asal Indonesia seperti crude palm oil (CPO) dan karet yang notabene sekitar 50% dari nilai ekspor Tanah Air tertekan.

Dia menilai kondisi tersebut bisa menyebabkan rupiah tertekan lebih lanjut. Terlebih bila pertumbuhan ekonomi Indonesia digenjot 7% -- yang berakibat impor naik – maka nilai tukar uang dalam negeri bisa Rp14.000 per dolar.

“Harus ada keberanian menekan bunga karena kalau bunga tinggi maka ekonomi produktif tidak jalan,” tambahnya. Saat rezim bunga tinggi berjalan, maka masyarakat akan menanam uang dalam investasi nonindustri riil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Miftahul Ulum
Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper