Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wah! Dana Haram Indonesia ke Luar Negeri Rp178 Triliun

Global Financial Integrity (GFI) menempatkan Indonesia ke dalam peringkat delapan besar negara yang diduga mengalirkan uang haramnya ke negara surga pajak selama 2003-2012 hingga sekitar Rp178,41 triliun.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Global Financial Integrity (GFI) menempatkan Indonesia ke dalam peringkat delapan besar negara yang diduga mengalirkan uang haramnya ke negara surga pajak selama 2003-2012 hingga US$18,78 miliar atau sekitar Rp178,41 triliun.

Hal itu disampaikan GFI, organisasi riset dengan fokus aliran uang haram di Amerika Serikat,  dalam studi berjudul Illicit Financial Flows from Developing Countries: 2003-2012 pada pekan ini.

 
Lembaga itu memaparkan total US$991,2 miliar dana berasal dari negara-negara berkembang—muncul akibat kejahatan, korupsi maupun penghindaran pajak— tumbuh setiap tahunnya sekitar 9,4%.

 

"Sebagaimana diperlihatkan laporan tersebut, aliran uang haram merupakan masalah ekonomi yang paling mengganggu pada dunia berkembang," kata Presiden GFI Raymond Baker dalam keterangan resminya.

"Aliran ini lebih besar dari investasi langsung dan bantuan pembangunan resmi ke negara-negara itu, menguras triliunan dolar per tahun dari negara miskin dan menengah."

GFI dalam laporan itu menempatkan Indonesia ke dalam peringkat delapan dari 25 negara terbesar penyalur aliran dana haram ke luar negeri.

Jumlah dana yang keluar dari Indonesia ke negara bebas pajak mencapai US$18,78 miliar atau sekitar Rp178,41 triliun dengan kurs sekitar Rp9.500 pada 2012. Peringkat terakhir ditempati Venezuela dengan aliran dana mencapai US$3,68 miliar.

Sepuluh besar negara pengekspor dana haram itu ditempati secara berurutan oleh China (US$125,24 miliar), Rusia (US$97,39 miliar), Meksiko (US$51,43 miliar), India (US$43,96 miliar), Malaysia (US$39,49 miliar), Arab Saudi (US$30,86 miliar), Brazil (US$21,71 miliar), Indonesia (US$18,78 miliar),  Thailand (US$17,17 miliar), dan Nigeria (US$15,75 miliar).

GFI meneliti total 151 negara berkembang dan negara yang ekonominya tengah tumbuh.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Anugerah Perkasa
Editor : Yusran Yunus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper