Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lowongan Dirjen Pajak, Ini Sosok dan Kriteria yang Dicari Panitia Seleksi

Panitia Seleksi (Pansel) Kementerian Keuangan diminta memilih sosok dirjen pajak yang mampu memprioritaskan tugasnya untuk mengejar target penerimaan pajak, bukan justru menyelesaikan masalah-masalah lainnya.
Ilustrasi/Jibi
Ilustrasi/Jibi
Bisnis.com, JAKARTA - Panitia seleksi (Pansel) Kementerian Keuangan diminta memilih sosok Dirjen Pajak yang mampu memprioritaskan tugasnya untuk mengejar target penerimaan pajak, bukan justru menyelesaikan masalah-masalah lainnya.
 
Mantan dirjen pajak periode 1993-1998 Fuad Bawazier mengatakan calon dirjen pajak terpilih nantinya haruslah benar-benar mengutamakan penerimaan pajak, ketimbang membenahi persoalan lainnya, seperti kelembagaan, atau sistem teknologi informasi.
 
“Ibaratnya, seorang prajurit lapor ke jenderal kalau semua tugas yang diperintahkan sudah selesai, tetapi tugas pokoknya belum selesai. Nah, ini kan salah, enggak bisa begitu dong cara berpikirnya di Ditjen Pajak,” jelasnya.
 
Fuad menilai pansel tidak boleh menghilangkan tongkat utama dirjen pajak sebagai lembaga yang bertugas menghimpun penerimaan.
 
Menurutnya, pembenahan kelembagaan, teknologi informasi, tax amnesty dan lain sebagainya hanya sekadar penopang saja.
 
Dia menegaskan tren realisasi penerimaan pajak yang meleset selama ini bakal kembali berlanjut apabila dirjen pajak tidak fokus dalam tugasnya menghimpun penerimaan. Akibatnya, negara kian tidak percaya diri dalam menggenjot pembangunan.
 
Sebelumnya, Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo mengatakan perbaikan kelembagaan, sumber daya manusia hingga teknologi informasi menjadi hal yang diprioritaskan untuk mengejar penerimaan pajak yang optimal.
 
“Yang paling penting itu usahanya dulu, profesionalismenya itu seperti apa dalam mengejar setoran pajak. Kami kan tidak hanya lihat dari hasilnya saja. Proses untuk mencapainya result itu seperti apa, juga diperhatikan,” ujarnya.
 
Mardiasmo menuturkan ketiga isu tersebut menjadi alasan mengapa penerimaan pajak beberapa tahun terakhir ini sulit merealisasikan target. Bahkan, dari sisi pertumbuhannya pun, terus melambat dalam lima tahun terakhir.
 
Sementara itu, Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Harry Azhar Azis menilai kelembagaan otoritas pajak yang kuat sangat dibutuhkan. Pasalnya, penerimaan pajak nasional yang melempem dikarenakan ketidakbecusan sistem kelembagaan Ditjen Pajak saat ini.
 
“Jadi kedua hal ini tidak berjalan sendiri-sendiri. Apakah penerimaan pajak bisa dilakukan dengan segala cara ? tidak mungkin, bisa hancur negeri ini. Saya kira dua hal ini harus sejalan,” ujarnya ketika dihubungi.
 
Harry optimistis kelembagaan yang baik akan mampu menunjang penerimaan pajak, sekaligus mencapai target penerimaan pajak. Oleh karena itu, tidak perlu ada pertentangan atau sesuatu yang kontraproduktif terkait kedua hal tersebut.
 
Berdasarkan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LPKK) 2008-2013, tren pertumbuhan penerimaan pajak terus mencatatkan penurunan setelah 2008, yang sempat menembus 30%. Adapun, realisasi penerimaan pajak tahun lalu sebesar 833 triliun, atau tumbuh 11%.
 
Bahlan, rata-rata kenaikan realisasi penerimaan pajak dalam delapan tahun terakhir, hanya tumbuh sebesar Rp81,12 triliun.
 
Adapun, kenaikan penerimaan pajak hingga Rp100 triliun hanya terjadi sebanyak dua kali, yakni 2008 sebesar Rp113 triliun, dan 2011 sebesar Rp101 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper