Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perusahaan Asuransi Swasta Ciptakan Terobosan, Simak!

Sejumlah perusahaan asuransi mulai mengeluarkan terobosan pada produk asuransi kesehatan untuk mengimbangi berkurangnya pendapatan premi pada tahun depan.
Memberikan opsi profit sharing bagi korporasi. /Bisnis.com
Memberikan opsi profit sharing bagi korporasi. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah perusahaan asuransi mulai mengeluarkan terobosan pada produk asuransi kesehatan untuk mengimbangi berkurangnya pendapatan premi pada tahun depan.

Pasalnya, per 1 Januari 2015, semua perusahaan swasta nasional dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) wajib mendaftarkan pekerjanya ke Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

“Kami selaku perusahaan yang ada di Indonesia akan tunduk dengan regulasi yang ada. Untuk itu, kami telah merancang beberapa skema untuk mengantisipasi risiko itu,” tekan Angelia Agustine, Head of Policy Management PT Asuransi Allianz Life Indonesia (Allianz Life), di Jakarta, seperti dikutip Bisnis.com, Jumat (19/12/2013).

Salah satu terobosan yang dilakukan Allianz Life adalah membentuk suatu divisi yaitu Allianz Health and Corporate Solutions (AHCS). Nantinya, divisi baru ini akan merumuskan produk dan menyediakan pelayanan terhadap program kesejahteraan karyawan (employee benefit).

Baru-baru ini, bahkan AHCS telah menelurkan sebuah produk bernama Hospital Cash Plan (HCP) bagi konsumen korporasi. Produk tersebut didesain sebagai asuransi tambahan untuk menggantikan biaya perawatan yang tidak termasuk dalam layanan BPJS Kesehatan.

Adapun, HCP adalah manfaat santunan tunai harian selama 365 hari dalam setahun dan manfaat tambahan untuk tindakan pembedahan yang bersifat opsional. Santunan tunai harian mulai dari Rp 300.000 sampai Rp 1,5 juta.

“Intinya, kami ingin memberikan pilihan bagi korporasi untuk menyesuaikan bujetnya pasca pemberlakuan regulasi itu,” katanya.

Selain itu, Allianz Life juga memberikan opsi profit sharing bagi korporasi, jika perbandingan penghitungan klaimnya terpaut jauh dari iuran preminya. Khusus untuk profit sharing, opsi tersebut  hanya berlaku jika skema koordinasi manfaat (coordination of benefit/cob) antara asuransi swasta dan BPJS sudah berjalan.

Seperti diketahui, nasib skema koordinasi manfaat masih terkatung-katung sejak mulai ditandatangani sejak April lalu. Perubahan aturan secara sepihak oleh BPJS Kesehatan, salah satunya adalah kewajiban rujukan berjenjang, masih mendapatkan penolakan dari sejumlah perusahaan asuransi swasta sehingga cob belum bisa berjalan pada tahun ini.

“Kami sih yakin tidak akan ada perubahan berarti terhadap addendum cob. Makanya, kami mulai berpikir untuk menyiasati ini dengan produk-produk inovatif,” ucapnya.

Lain halnya dengan Allianz Life, beberapa perusahaan asuransi, seperti PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk. (AMAG) dan  PT Asuransi Sinar Mas justru berencana untuk memperbesar porsi nasabah individu.

Target tersebut merupakan upaya untuk mengimbangi penurunan signifikan akibat banyaknya klien korporasi yang diperkirakan tidak akan melanjutkan polis asuransi kesehatan pada tahun depan.

Direktur ASM Dumasi M.M Samosir mengatakan saat ini, penjualan produk bagi nasabah individu atau ritel belum mencapai angka 20%, sedangkan sisanya didominasi korporasi. “Kalau bisa sih angkanya dibalik, 80% ritel, sisanya korporasi,” ungkapnya.

Selain mengantisipasi penurunan premi di sektor korporasi, upaya tersebut dinilainya mampu memperkuat fondasi bisnis dan menggenjot perolehan premi. Menurutnya, memiliki porsi korporasi yang besar sedikit berisiko pada kinerja perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper