Bisnis.com, JAKARTA - PT. Bank UOB Indonesia (UOBI) menyelenggarakan seminar mengenai peluang investasi di Indonesia yang melibatkan lebih dari 100 perusahaan Asia dan calon investor lainnya di Singapura, Rabu (14/01/2015).
Berdasarkan rilis yang diterima Bisnis.com, seminar tersebut melibatkan pembicara seperti Duta Besar Indonesia untuk Singapura Andri Hadi, Wakil Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) Himawan Hari, dan beberapa perwakilan Badan Penanaman Modal (BPM) yang memberikan gambaran peluang bisnis di Jawa Tengah dan Jawa Timur, di mana populasi kedua daerah tersebut mencapai 70 juta jiwa.
Selain itu, UOBI juga mengundang pebisnis dari industri-industri yang penting bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Peserta yang hadir berasal dari beragam jenis usaha seperti konstruksi, komoditas, perdagangan, makanan dan minuman, dan perhotelan.
Menurut Deputy President DirectorUOB Indonesia Iwan Satawidinata, peningkatan konsumsi di Indonesia memberikan kesempatan untuk pertumbuhan bisnis dan menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara tujuan investasi yang menarik.
“Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang pesat di kawasan Asia. Permintaan dari pelaku usaha maupun konsumen untuk pembangunan infrastruktur memberikan berbagai kesempatan bagi perusahaan lokal dan internasional. Usaha dalam bidang konstruksi, logistik dan perusahaan jasa yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia akan terus berkembang dan berkesinambungan” ujarnya.
Data The UOB Asian Enterprise Reportyang dipublikasikan pada akhir tahun 2014 menunjukkan bahwa top industri yang berinvestasi ke Indonesia berdasarkan sektor kategori adalah pertambangan (42 persen), makanan dan minuman (33 persen), hotel (32 persen) dan konstruksi (28 persen).
Adapun Foreign Direct Investment (FDI) atau penanaman langsung modal asing ke Indonesia pada 2013 mencapai US$28,2 miliar, meningkat dari US$1,9 miliar dari 2004. Perkembangan ekonomi Indonesia menjadikannya sebagai salah satu tujuan investasi dibandingkan negara-negara lain di kawasan Asia seperti Singapura (US$4,9 miliar), Tiongkok (US$700 juta) dan Malaysia (US$700 juta).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel