Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PREDIKSI PERBANKAN 2015: Kredit Investasi Masih Tertekan

Industri perbankan memproyeksikan laju kredit investasi tahun ini tumbuh lebih baik dari tahun sebelumnya, akan tetapi aliran dana pada sektor tersebut semakin melambat.
 Industri perbankan memproyeksikan laju kredit investasi tahun ini tumbuh lebih baik dari tahun sebelumnya, akan tetapi aliran dana pada sektor tersebut semakin melambat. /
Industri perbankan memproyeksikan laju kredit investasi tahun ini tumbuh lebih baik dari tahun sebelumnya, akan tetapi aliran dana pada sektor tersebut semakin melambat. /

Bisnis.com, JAKARTA-- Industri perbankan memproyeksikan laju kredit investasi tahun ini tumbuh lebih baik dari tahun sebelumnya, akan tetapi aliran dana pada sektor tersebut semakin melambat.

Berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia, penyaluran kredit investasi hingga November 2014 mencapai Rp881,51 triliun, tumbuh 13,73% dari posisi Rp775,08 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Laju kredit  investasi terkontraksi pada 2014, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tumbuh 34,95%.

Selain terjadi perlambatan kredit investasi oleh industri perbankan. Secara rata-rata, rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) sektor tersebut mencatatkan peningkatan dari 1,83% pada November 2013 menjadi 2,63% secara year on year.

Pemburukan kualitas kredit juga terjadi pada kredit modal kerja. Adapun NPL kredit modal kerja hingga November 2014 mencapai 2,68% meningkat dari posisi 2,09%. Laju kredit sektor tersebut pun mengalami perlambatan pertumbuhan dari 20,44% pada 2013 menjadi 11,59% hingga November 2014.

Saat kredit modal kerja dan investasi melambat, malah konsumsi mencatatkan pertumbuhan yang cenderung stabil. Adapun total kredit yang disalurkan hingga November 2014 mencapai Rp1.001 triliun, tumbuh 10,81% dari posisi Rp903,33 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Kualitas kredit konsumsi pun mencatatkan pembaikan menjadi  1,53%.

Dalam Survei Perbankan kuartal IV/2014, BI mencatatkan dari jenis penggunaan, pertumbuhan permintaan kredit baru yang cukup kuat terjadi pada kredit investasi, sedangkan kredit modal kerja dan kredit konsumsi masih melambat.

Berdasarkan jenis kredit menurut penggunaan, persentase reponden yang tidak mencapai target penyaluran kredit konsumsi mencapai 39,1%, lebih tinggi dari kredit modal kerja 28,3% dan kredit investasi mencapai 32,6%.

Survei menyebutkan prioritas utama perbankan dalam penyaluran kredit baru adalah sektor perdagangan besar dan eceran, sektor industri pengolahan dan sektor transportasi, pergudangan dan komunikasi. Dari sisi golongan debitur, nasabah usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) belum menjadi prioritas utama reponden dalam penyaluran kredit baru.

Direktur Utama PT Bank Mayapada Internasional Tbk Haryono Tjahjarijadi mengungkapkan pertumbuhan kredit investasi lebih rendah dibanding  kredit modal kerja. Namun, perusahaan memproyeksikan pertumbuhan yang lebih tinggi pada tahun ini.

"Proyeksi pertumbuhan kredit investasi tahun  ini sekitar 20%-25%," katanya, baru-baru ini.

Haryono mengungkapkan tantangan yang acap kali dihadapi oleh perbankan dalam menyalurkan kredit investasi adanya mismatch. Sebab, kredit investasi membutuhkan sumber pendanaan dalam jangka panjang.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper