Bisnis.com, JAKARTA— Ekspor Jepang naik melebihi perkiraan pada Desember sehingga menurunkan defisit perdagangan per tahun yang mencatat rekor, akibat belanja energi dan lonjakan impor menjelang penaikan pajak penjualan diberlakukan pada April.
Ekspor naik 12,9% dibandingkan tahun sebelumnya, menurut laporan Kementerian Keuangan hari ini. Sedangkan rata-rata ekonom memperkirakan kenaikan tersebut hanya sebesar 11,2% berdasarkan hasil survei Bloomberg News.
Sedangkan impor naik 1,9% sehingga membuat defisit 660,7 miliar yen (US$5,6 miliar). Defisit per tahun itu melebar ke rekor 12,8 triliun yen selama 2014 dari tahun sebelumnya sebesar 11,5 triliun yen.
Peningkatan ekspor akan memperkuat ekonomi yang berkontraksi tahun lalu setelah konsumen mengurangi belanja akibat penaikan pajak penjualan. Bank sentral Jepang pekan lalu menaikkan perkiraan pertumbuhan tahun ini mulai April. Sedangkan Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda mengatakan turunnya harga minyak akan mendorong pertumbuhan.
“Ekspor jelas tumbuh, khusus ke sejumlah negara Asia kecuali China,” ujar Hiroshi Watanabe, seorang ekonom pada SMBC Nikko Securities Inc. sebagaimana dikutuip Bloomberg, Senin (26/1/2015).
Tidak diragukan lagi permintaan eksternal akan berkontribusi positif pada pertumbuhan ekonomi, ujarnya menambahkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
