Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Mandiri Incar Naik Peringkat 7 di Asia Tenggara

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mengincar naik peringkat menjadi peringkat ke-7 di antara bank-bank regional di kawasan Asia Tenggara dengan aksi right issue yang akan dilakukan perseroan.
Kredit infrastruktur tumbuh 23%. /Bisnis.com
Kredit infrastruktur tumbuh 23%. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mengincar naik peringkat menjadi peringkat 7 di antara bank-bank regional di kawasan Asia Tenggara dengan aksi right issue yang akan dilakukan perseroan.

Saat ini Bank Mandiri masih berada di peringkat 9 di antara bank-bank di regional Asean.

Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri Pahala N. Mansyuri mengatakan dengan rights issue senilai Rp9,3 triliun, modal perseroan dapat melampaui Rp100 triliun. Saat ini modal bank berlambang pita kuning tersebut berkisar Rp91,74 triliun.

"Dengan right issue Rp9,3 triliun, modal kita bisa di atas Rp100 triliun. Capital adequacy ratio (CAR) kami melampaui 17% dan jadi nomor 7 di antara bank-bank di Asean," ucapnya di Jakarta, Rabu (28/1/2015).

Selain menargetkan naik peringkat, pada tahun ini Bank Mandiri juga ingin memastikan masuk ke Qualified Asean Banking (QAB).

Syarat yang diperlukan untuk menjadi QAB adalah memiliki modal yang sebanding dengan bank-bank regional Asean lainnya dengan CAR sekurang-kurangnya 17,5% pada 2019.

"Tahun ini kan penentuan bank-bank yang masuk QAB siapa saja. Kami ingin memastikan Bank Mandiri ‎masuk QAB," tutur Pahala.

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berencana mengucurkan dana ke Bank Mandiri melalui skema right issue.

Emiten berkode saham BMRI ini akan mendapat dana Rp9,3 triliun. Pemerintah selaku pemegang 60% saham akan menyertakan tambahan modal sekitar Rp5,6 triliun. Selain untuk penguatan modal, kucuran dana ini akan digunakan untuk mengenjot kredit di sektor infrastruktur.

Pahala menyebutkan pada 2014, kredit infrastruktur tumbuh 23%. Hingga kini, nilai kredit ke sektor tersebut mencapai Rp74 triliun. “Kredit infrastruktur menempati 20% dari total kredit. Kami harapkan tahun ini bisa naik porsinya ke 21%-22%,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper