Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Penyebab Laba Bank BJB Turun 19,5%

Perolehan laba bersih Bank BJB turun akibat penurunan pendapatan bunga bersih sebesar 8,6% menjadi Rp4,228 triliun
Perolehan laba Bank BJB turun pada 2014 akibat penurunan pendapatan bunga bersih sebesar 8,6% menjadi Rp4,228 triliun. Di sisi lain, bank mencatat kenaikan beban penurunan nilai aset kredit akibat lonjakan jumlah kredit bermasalah./Ilustrasi-Jibiphoto
Perolehan laba Bank BJB turun pada 2014 akibat penurunan pendapatan bunga bersih sebesar 8,6% menjadi Rp4,228 triliun. Di sisi lain, bank mencatat kenaikan beban penurunan nilai aset kredit akibat lonjakan jumlah kredit bermasalah./Ilustrasi-Jibiphoto

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat & Banten Tbk. mencatat perolehan laba bersih sebesar Rp1,114 triliun selama 2014, turun 19,5% dibandingkan dengan posisi laba pada 2013 sebesar Rp1,384 triliun (tidak diaudit).

Berdasarkan laporan publikasi keuangan bank di situs Bank Indonesia, perolehan laba Bank BJB turun akibat penurunan pendapatan bunga bersih sebesar 8,6% menjadi Rp4,228 triliun. Di sisi lain, bank mencatat kenaikan beban penurunan nilai aset kredit akibat lonjakan jumlah kredit bermasalah.

Sepanjang 2014, kredit yang disalurkan bank dengan kode emiten BJBR itu mencapai Rp49,254 triliun atau tumbuh 9,5% dibandingkan posisi 2013 sebesar Rp44,989 triliun. Jumlah kredit bermasalah juga naik menjadi Rp2,055 triliun dari sebelumnya Rp1,266 triliun. Dengan kata lain, rasio kredit bermasalah melonjak dari 2,7% menjadi 4,1%.

Ahmad Irfan, Direktur Utama Bank BJB mengatakan tahun ini perseroan berupaya membenahi sejumlah aspek bisnis untuk memperbaiki kredit bermasalah. "Kita mungkin 2015 roadmap kita [membenahi] fundamental dulu, kita ingin tingkatkan GCG [good corporate governance]," ujarnya beberapa waktu lalu.

Irfan menjelaskan, bank juga telah membentuk unit khusus untuk membenahi kredit bermasalah diharapkan perseroan bisa meraih pendapatan dari pemulihan aset bermasalah. Tahun ini, Bank BJB menargetkan pertumbuhan kredit di kisaran 15%-17%."Kita ingin ekspansid, tapi selektif dan berkualitas," tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rivki Maulana

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper