Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Alasan OJK Monitor Ketat 3 Bank Daerah di Malang

Tiga bank perkreditan rakyat (BPR) di Malang menjadi perhatian dari Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang karena rasio kecukupan modal alias capital adequacy ratio (CAR) yang rendah dan angka nonperforming loan (NPL) yang tinggi.
Otoritas Jasa Keuangan/Bisnis
Otoritas Jasa Keuangan/Bisnis

Bisnis.com, MALANG - Tiga bank perkreditan rakyat (BPR) di Malang menjadi perhatian dari Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang karena  rasio kecukupan modal alias capital adequacy ratio (CAR) yang rendah dan angka nonperforming loan (NPL) yang tinggi.

Kepala Sub Bagian Pengawasan Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang Yan Jimmy Hendrik Simarmata mengatakan CAR tiga BPR masih di bawah target lembaga tersebut, yakni minimal 12%.

“Sedangkan CAR tiga BPR, ada yang 9%,  ada yang 11,30%,” ujar Jimmy di Malang, Senin (16/2/2015).

Sesuai dengan ketentuan, CAR perbankan minimal 8%. Namun, untuk keamanan operasional perbankan, maka CAR BPR ditargetkan mencapai 12%.

Dengan CAR yang tinggi, maka BPR bisa leluasa untuk melakukan ekspansi bisnis, terutama dalam hal pembiayaan.

Sebaliknya dengan CAR yang rendah, maka BPR akan kesulitan melakukan ekspansi. Mereka akan lebih konservatif dalam menyalurkan kredit.

Penurunan CAR terjadi, lanjut dia, karena harus membuat PPAP (penyisian penghapusan aktiva produktif). Hal itu terkait dengan tingginya angka NPL.

“Tapi pemilik BPR-nya cukup kooperatif. Mereka bersedia menambah modal agar operasional BPR bisa lebih baik,” ujarnya.

Terkait dengan rerata NPL BPR, pada posisi Desember 2015 mencapai 7,6%. Angka NPL sebesar itu sudah turun bila dibandingkan posisi Oktober 2014 yang di kisaran 8% lebih.

Namun jika dikaitkan dengan target Kantor OJK Malang, maka NPL sebesar itu masih melampaui batas toleransi yang ditetapkan, yakni 5%.

Bahkan untuk tahun ini, angka NPL BPR diharapkan bisa turun menjadi 2,22% gross. Adapun, penyaluran kredit bisa tumbuh 16,43% dan penghimpunan dana pihak ke tiga (DPK)  dipatok tumbuh 14,23%. Untuk aset diharapkan tumbuh 15,29%.

Untuk realisasi penyaluran kredit sampai akhir Desember 2014, mencapai  Rp1,2 triliun atau tumbuh 13,2% dibandingkan posisi akhir Desember 2013. Sementara itu, untuk penghimpunan DPK justru tumbuh lebih bagus, yakni 16% menjadi Rp1,024 triliun.

Jika perekonomian membaik, dia optimistis, penyaluran kredit BPR bisa melampauii target. Namun, tinggi rendahnya penyaluran kredit juga tergantung banyak hal, seperti penghimpunan DPK, penambahan modal dari pemilik, maupun adanya program linkage dengan perbankan umum.

Faktor-faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi di Malang terutama sektor perdagangan. Kegiatan lain berupa pertanian.

Sebelumnya, usaha perkanian tebu menjadi primadona BPR untuk dibayai, dengan tren menurunnya harga gula, kemungkinan tidak lagi menjadi primadona.

Yang juga dijauhi, sektor pertambangan karena adanya hambatan regulasi dari pemerintah daerah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Choirul Anam

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper