Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asuransi Harta Benda: Tahun Ini Masih Primadona

Prospek pertumbuhan ekonomi membuat asuransi harta benda masih menjadi andalan sejumlah perseroan pada 2015.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA -- Prospek pertumbuhan ekonomi membuat asuransi harta benda masih menjadi andalan sejumlah perseroan pada 2015.

Hal itu seiring tingginya permintaan rumah dengan backlog 13,5 juta unit yang diiringi rencana pemerintah membangun 1 juta unit serta pembangunan bangunan komersil.

PT Asuransi Binagriya Upakara (Binagriya) misalnya, menyatakan lebih dari 50% pendapatan perusahaan berasal dari asuransi harta benda yang sebagian besar terafiliasi dengan kredit property dari BTN.

Binagriya adalah perusahaan asuransi yang sebagian besar sahamnya dimiliki Yayasan Kesejahteraan Pegawai Bank Tabungan Negara (YKP BTN).

Produk asuransi harta benda ini membuat pendapatan perusahaan tetap tumbuh dengan stabil dalam tiga tahun terakhir.

"Laba bersih 2014 setelah diaudit Rp20,4 miliar," jelas Ahmad Fauzie Darwis, Direktur Utama Binagriya kepada Bisnis di Jakarta seperti yang dikutip Selasa (24/2/2015).

Ia memperkiran sepanjang 2015, pendapatan perseroan masih mengandalkan premi dari sektor properti.

Sedangkan capaian laba 2014 tercatat meningkat 10,8% dibandingkan capaian perusahaan pada 2013 yang membukukan laba sebesar Rp18,4 miliar.

"Aset perusahaan sebesar Rp300 miliar lebih," imbuhnya.

Presiden Direktur Asuransi Wahana Tata, Christian Wanandi menyatakan pasar properti memang masih menarik.

Pasalnya permintaan asuransi jenis ini tergolong besar. Baik itu bersumber dari ikutan kredit perbankan yang mensyaratkan harta benda terlindung asuransi ataupun kesadaran dari pemilik.

Perusahaan asuransi juga tidak memberikan pembedaan yang signifikan untuk tarif premi bahkan untuk daerah rawan bencana seperti kawasan Kelapa Gading di Jakarta Utara.

"Di tempat kami tarif preminya [walau rawan bencana] tidak ada perbedaan," imbuh Christian di sela sosialisasi Undang-undang Perasuransian pekan lalu.

Sebelumnya Ade Zulfikar, Direktur Asuransi Jasa Tania (Jastan) menyatakan perusahaannya menargetkan properti sebagai sumber utama premi.

Namun sepanjang 2015 terdapat empat lini utama bisnis perseroan.

Bidang yang menjadi fokus perusahaan menggenjot penerimaan premi adalah bidang properti, engineering, surat penjaminan dan bidang kelautan.

"[Premi] Properti ditargetkan menyumbang 48% pendapatan perusahaan," jelas Ade.

Menurutnya pasar properti masih besar dan dapat diandalkan.

Selain itu, pihaknya berupaya mengejar pasar infrastruktur yang ditawarkan pemerintahan baru.

Apalagi menurut Ade pemerintah di bawah pimpinan Presiden Joko Widodo akan berusaha mewujudkan janji kampanyenya yang menyiapkan perumahan, produksi, jalan tol hingga fasilitas kelautan.

Kue asuransi harta benda memang tergolong gurih. Berdasarkan catatan Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), pangsa pasar asuransi ini merupakan penyumbang premi terbesar kedua dalam industri.

Jumlah ini hanya kalah sedikit dibandingkan dengan asuransi kendaraan bermotor di peringkat pertama dengan sumbangan premi mencapai 30%.

Sebagai gambaran hingga kuartal ke III yang berakhir 30 September 2014 lalu dalam catatan AAUI, premi asuransi harta benda tumbuh hingga 18,6% atau tumbuh dari Rp8,8 triliun di 2013 menjadi Rp10,5 triliun.

Dari jumlah premi ini, klaim yang masuk berjumlah Rp4 triliun pada kuartal III tahun 2014 naik dibandingkan klaim pada periode yang sama di 2013 sebesar Rp3,3 triliun.

Namun secara rata-rata, klaim jenis asuransi ini tergolong stabil dimana pada Q3 2013 tercatat klaim sebesar 37,8% sedangkan pada 2014 menjadi 38,4%.

Sedangkan secara industri jumlah ini hanya 24,6% dari total klaim yang masuk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Anggara Pernando
Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper