Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang Bunga Usai, Laba Perbankan Bakal Meningkat

Laba industri perbankan sepanjang 2014 mencatatkan perlambatan, akan tetapi ada juga sekelompok bank yang terkontraksi. Namun sekelompok bank optimis, bisnis tahun ini akan lebih baik.
Return on asset (ROA) tergerus dari posisi 3,08% pada 2013 menjadi 2,85%./Bisnis.com
Return on asset (ROA) tergerus dari posisi 3,08% pada 2013 menjadi 2,85%./Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Laba industri perbankan sepanjang 2014 mencatatkan perlambatan, akan tetapi ada juga sekelompok bank yang terkontraksi. Namun sekelompok bank optimis, bisnis tahun ini akan lebih baik.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nelson Tampubolon optimis bahwa laba perbankan pada 2015 akan lebih baik dibandingkan 2014.

"Asumsi saya, pada 2015 tidak lagi ada perang suku bunga dan bank-bank juga harus menempuh langkah-langah efisiensi," ucapnya via telepon seluler, Rabu (25/2/2015).

Dia mengungkapkan laba bank perlu meningkat, akan tetapi dalam batas yang wajar, sebab bank juga harus mendukung pertumbuhan sektor riil seperti prioritas pemerintah yakni usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Kendati demikian, Nelson juga menegaskan agar agenda menurunkan suku bunga kredit bisa direalisasikan pada tahun ini sesuai dengan kemampuan masing-masing bank.

Berdasarkan Statistik Perbankan yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total laba industri perbankan pada 2014 mencapai Rp112,1 triliun, tumbuh 5,11% dari posisi Rp106,7 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Raihan laba industri perbankan yang slow down itu disebabkan oleh peningkatan beban bunga menjadi Rp293,84 triliun, naik Rp78,71 triliun, atau tumbuh 36,58% y-o-y. Bila dibandingkan dengan 2013, terjadi peningkatan beban bunga hingga dua kali lipat. Adapun pergerakan beban bunga pada 2013, hanya tumbuh 17,1%.

Perlambatan laba pun disebabkan margin bunga bersih (NIM) yang tergerus 66 basis poin menjadi 4,23%. Serta rasio profitabilitas yakni return on asset (ROA) tergerus dari posisi 3,08% pada 2013 menjadi 2,85%. []

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper