Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ATM Bank BUMN Akan Digabung, Siapa Yang Jadi Anchor Bank?

Pemerintah berencana menggabungkan anjungan tunai mandiri (ATM) bank-bank pemerintah menjadi satu untuk menekan biaya. Sehubungan rencana itu, mengemuka sejumlah pertanyaan diantaranya bank mana yang menjadi anchor-nya.
ATM BNI khusus untuk sepeda motor/Bisnis.com
ATM BNI khusus untuk sepeda motor/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah berencana menggabungkan anjungan tunai mandiri (ATM) bank-bank pemerintah menjadi satu untuk menekan biaya. Sehubungan rencana itu, mengemuka sejumlah pertanyaan diantaranya bank mana yang menjadi anchor-nya.

Corporate Secretary PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Dody Agoeng menilai rencana pemerintah melakukan merger ATM antar-bank milik pemerintah ini bagus bila dilihat dari sisi efisiensi.

"Tapi harus diingat kalau masing-masing bank punya visi sendiri untuk memberikan service terbaik kepada nasabahnya," kata Dody.

Menteri BUMN Rini M. Soemarno sebelumnya mengungkapkan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meminta bank-bank untuk menekan cost.

Jokowi mempertanyakan kenapa bank BUMN harus berinvestasi untuk membangun ATM sendiri-sendiri, kenapa tidak dijadikan satu saja misalnya. Namun, menurut Rini, Presiden Jokowi belum memberikan arahan tentang merger ATM bank BUMN tersebut.

Dody mengemukakan ATM adalah salah satu layanan yang dapat dilakukan oleh bank kepada nasabahnya sekaligus sebagai gengsi bank. Sampai saat ini, BTN telah memiliki 1.830 ATM yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

"Kalau ATM banyak, berarti service kepada nasabah baik. Sehingga nasabah dan pasar akan melihat bahwa bank tersebut telah memberikan pelayanan terbaik.”

Dody mempertanyakan wacana untuk menyatukan ATM bank-bank BUMN ini mengapa tidak dilakukan dari dulu. Mengapa dilakukan di saat bank-bank sudah pada investasi dan punya kebijakan masing-masing. Merger ATM ini memang baik tapi tetap akan berdampak. Salah satunya harus dicari dulu siapa yang mau menjadi anchor banknya.

Bank mana yang akan menjadi anchor, akan menimbulkan gengsi corporate bank yang tinggi. "Karena potensi fee based-nya besar sekali. Selain itu, dampak lainnya bisa saja nasabah dari bank lain malah berpindah ke bank anchor".

Namun, menurut Dody, bisa saja wacana ini positif jika menggunakan label Himpunan Bank-bank Milik Negara (Himbara). Melalui Himbara, semua layanan sama dan bank anggota tinggal iuran setiap tahun.

"Tapi itu perlu dibicarakan juga. Nggak mudah karena setiap bank sudah punya visi masing-masing," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Editor
Editor : Yusran Yunus
Sumber : Tempo.co

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper