Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KONSOLIDASI USAHA: Adira Dinamika (ADMF) Caplok Adira Quantum

PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) yang merupakan bagian dari Temasek Holding, melakukan konsolidasi anak usaha dibidang pembiayaan (Multifinance).
Adira Dinamika Multifinance berkonsolidasi dengan  Adira Quantum Multifinance/ilustrasi
Adira Dinamika Multifinance berkonsolidasi dengan Adira Quantum Multifinance/ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) yang merupakan bagian dari Temasek Holding, melakukan konsolidasi anak usaha dibidang pembiayaan (Multifinance).

PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) atau disebut juga Adira Finance yang bergerak dalam pembiayaan kendaraan bermotor, akan mencaplok PT Adira Quantum Multifinance yang melakukan pembiayaan barang elektronik.

Hafid Hadeli, Direktur Distribusi dan Penjualan Adira Finance menyatakan dengan penggabungan ini maka pihaknya memiliki diversifikasi dan perluasan lini pembiayaan.

"Mekanisme penggabungannya belum pasti, apakah menjadi anak usaha atau langsung dilebur," jelas Hafid di sela peluncuran program Adira X-tra Bonus Bisa Pilih di Jakarta, seperti yang dikutip Selasa (3/3).

Namun ia memperkirakan penggabungan rampung pada semester pertama tahun ini. Dengan bergabungnya dua anak usaha Danamon ini maka terjadi peningkatan efesiensi bagi lini pembiayaan elektronik dengan mengoptimalkan sumber daya Adira Finance. Ia juga tidak merinci berapa perusahaannya menyiapkan dana pengambilalihan ini.

"Secara material tidak terlalu besar, karena pembiayaan Adira Quantum baru sekitar Rp2 triliun, sedangkan kita [Adira Finance] pembiayaan mencapai Rp46 triliun," imbuhnya.

Seperti diketahui Bank Danamon memiliki tiga anak usaha dan sekaligus pengendali yakni Adira Finance, Adira Quantum dan Adira Insurance. Pada Adira Quantum perusahaan memiliki saham sebesar 99%, sedangkan pada Adira Finance perusahaan memiliki 95% saham sedangkan sisanya digenggam publik 4,5% dan Adira Insurance 0,5%. Sementara pada Adira Insurance perusahaan menggenggam 90% saham.

Selain itu menurut Hafid, perusahaannya juga tengah mengkaji perluasan pembiayaan seiring dengan kelonggaran yang diberikan oleh Otoritas Jasa Keuangan bagi perusahaan pembiayaan. Namun ia enggan membuka bidang yang akan dibiayai perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Anggara Pernando
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper