Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sinyal Kontraksi Perekonomian AS Menguat

Sinyal kontraksi pertumbuhan AS kian kuat seiring dengan perlambatan konsumsi rumah tangga, sektor manufaktur, serta sektor konstruksi. Sejumlah ekonom bereaksi dengan memangkas proyeksi pertumbuhan kuartal I/2015.

Bisnis.com, WASHINGTON--Sinyal kontraksi pertumbuhan AS kian kuat seiring dengan perlambatan konsumsi rumah tangga, sektor manufaktur, serta sektor konstruksi. Sejumlah ekonom bereaksi dengan memangkas proyeksi pertumbuhan kuartal I/2015.

Konsumsi rumah tanggayang berkontribusi sekitar 65% produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikattercatat minus 0,2% selama Januari setelah melambat 0,3% pada bulan sebelumnya.

Di sisi lain, deselerasi harga bahan bakar mengungkit pendapatan individu sebesar 0,3% secara month on month. Kendati demikian, kenaikan itu tak sebesar konsensus ekonom yang memproyeksikan perlemahan harga bahan bakar mampu mengerek pendapatan hingga 0,4%.

"Pertumbuhan melambat pada kuartal pertama setelah menguat sepanjang paruh kedua tahun lalu. Uang lebih banyak disimpan di bank dibandingkan dibelanjakan," kata ekonom Standard Chartered Bank Thomas Costerg, seperti dikutip dari Reuters, Senin (3/3/2015)

Senada, Kepala Ekonom Miller TabakAnthony Karydakismengatakan laju konsumsi dalam dua bulan yang terus melandai seharusnya diartikan sebagai lampu kuning bagi prospek pertumbuhan Negeri Paman Sam. Sinyal perlambatan juga datang dari sektor konstruksi. Data dari Departemen Perdagangan menunjukkan pengeluaran di sektor konstruksi sepanjang Januari anjlok 1,1%.

Adapun,price consumption expenditure(PCE) selama Januari hanya menguat 0,2% secarayear on year. Capaian itu sekaligus menjadi yang terlemah sejak Oktober 2009. Sementara, PCEcore indexyang tak memasukkan makanan volatil dan energimenguat 1,3% secara y-o-y.

Sementara itu, indeks manufaktur (purchasing managers index/PMI) yang dirilis oleh Institue for Supply Management (ISM) ambruk ke level terendah selama 13 bulan. Selama Februari indeks tersebut melembam menjadi 52,9 dari 53,5 di bulan sebelumnya. Meski masih dalam rentang ekspansifyang ditunjukkan oleh angka indeks sebesar 50 atau lebihcapaian tersebut di bawah konsensus analis, yakni 53.

Kontraksi itu dipicu oleh aksi mogok di sejumlah pelabuhan wilayah WestCoast. Kendati sudah diselesaikan, kekacauan itu menggerus aktivitas manufaktur secara signifikan. Masalah itu memburuk selama Januari. Butuh waktu beberapa bulan ke depan untuk menyelesaikan hambatan tersebut, kata Kepala Ekonom Capital Economics Paul Asworth.

Pelaku usaha mengatakan aktivitas manufaktur di sektor migas dan batubara terkendala oleh rendahnya harga komoditas. Perlambatan ekonomi global dan penguatan nilai dolar terhadap mata uang dunia turut menggerus sektor manufaktur AS.

Sinyal kontraksi perekonomian itu membuat Morgan Stanley memangkas estimasi pertumbuhan kuartal I/2015 sebesar 0,5percentage pointmenjadi 2,3% secarayear on year. Sementara itu Macroeconomics Advisers menurunkan proyeksinyak menjadi 2,1% dari 2,3%. Sepanjang semester II/2014 AS bertumbuh 3,6% dengan konsumsi rumah tangga sebagai pengungkit utama.

Serangkaian perlambatan data ini terjadi di tengah spekulasi momentum kenaikan suku bunga acuan AS atauFed funds rate. Keyakinan pasar perlahan bergeser dari semula memproyeksikan kenaikan mulai Juni tahun ini menjadi September-Oktober.

Federal Reserve (the Fed) pun terbelah perihal arah kebijakan moneter, sebagian meyakini ekonomi AS sudah cukup kuat menghadapi pengetatan moneter tetapi sebagian lain menganggap masih perlu bukti yang menunjukkan ketahanan perekonomian Negeri Paman Sam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper