Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Begini Cara Jitu Diversifikasi Investasi Anda

Proses alokasi investasi harus mempertimbangkan dua hal yaitu risk tolerance yakni sejauh mana kemampuan dan keberanian Anda untuk kehilangan dan kapan dana hasil investasi akan digunakan.
Anda harus belajar juga mengenai diversifikasi investasi. /Bisnis
Anda harus belajar juga mengenai diversifikasi investasi. /Bisnis

Setelah memahami cara kerja berbagai instrumen investasi, selanjutnya Anda harus belajar juga mengenai diversifikasi.  Hal Ini erat kaitannya dengan pepatah don’t put all your eggs in one basket.

Diversifikasi dapat diartikan sebagai proses mengurangi risiko investasi dengan melakukan investasi pada beberapa instrumen yang berbeda. 

Mari kita ambil contoh, katakanlah saat ini portfolio investasi Anda terdiri dari reksadana saham, obligasi pemerintah tenor tiga tahun, dan kepemilikan di salah satu franchise minimarket. Ketika kondisi normal (pasar modal tidak crash), semua investasi Anda berkembang dengan baik.

Setelah menghitung-hitung ternyata hasil investasi yang Anda peroleh jauh lebih besar dari minimarket. Kebetulan lokasi outlet yang Anda pilih tepat, sehingga dalam tiga tahun modal Anda sudah break event point (BEP). Anda pun tergoda untuk membuka outlet kedua. Kebetulan Anda mendapat harga penawaran spesial dari developer yang sedang membangun ruko di depan komplek sebuah perumahan.

Anda tidak memiliki dana cash dan memutuskan menjual seluruh obligasi yang dimiliki. Anda melakukan pembayaran kepada developer, tetapi ternyata developer mengalami masalah yang menyebabkan proyek pembangunan ruko macet. Uang Anda nyangkut.

Dana yang seharusnya bisa berkembang di instrumen obligasi sekarang tidak jelas bagaimana kelanjutannya. Alih-alih mendapat kupon hasil investasi, Anda justru kehilangan seluruh uang Anda.

Pada awalnya langkah Anda sudah tepat yaitu membagi investasi Anda di beberapa instrumen.  Namun, Anda tidak disiplin dengan alokasi investasi yang telah Anda rancang, sehingga buntung lah yang didapat.

Proses alokasi investasi harus mempertimbangkan dua hal yaitu risk tolerance dan time horizon. Mari kita bahas risk tolerance yakni sejauh mana kemampuan dan keberanian Anda untuk kehilangan sebagian atau seluruh uang dalam proses investasi.  Hal ini erat kaitannya dengan profil Anda sebagai investor.

Secara umum ada tiga tipe investor yaitu pertama, risk taker investor.  Tipe investor ini berani mengambil risiko kehilangan seluruh uangnya untuk mendapat hasil yang lebih besar. Pedoman high risk high return sudah mendarah daging kepadanya. Biasanya tipe risk taker juga sudah memiliki pemahaman mendalam berikut pengalaman di masing-masing instrumen investasi, sehingga dia bernyali tinggi untuk terjun pada investasi berisiko tinggi. 

Tipe investor kedua, risk moderate investor.  Tipe ini terletak di tengah-tengah. Dia punya pemahaman cukup terhadap instrumen investasi, tetapi tidak bernyali cukup tinggi untuk kehilangan seluruh uangnya. Toleransinya adalah kehilangan sebagian (kecil) saja dari uang yang diinvestasikan.

Adapun tipe ketiga, risk averter investor.  Investor ini sama sekali tidak ingin kehilangan uang dalam proses berinvestasi. Dia adalah tipe investor yang konservatif, sehingga investasi di pasar modal yang cukup berisiko mungkin tidak terlintas sama sekali di benaknya.

Hal kedua yang menjadi pertimbangan Anda dalam melakukan diversifikasi adalah time horizon yaitu kapan Anda akan menggunakan dana hasil investasi. Hal ini berkaitan erat dengan tujuan investasi Anda, misalnya, berinvestasi untuk dana pensiun 25 tahun lagi, maka Anda lebih bisa bertoleransi terhadap instrumen investasi yang high risk (saham, reksadana saham) karena dana masih akan lama digunakan.

Jika Anda membutuhkan dana hasil investasi dalam jangka waktu kurang dari tiga tahun, berinvestasi di pasar modal sebaiknya Anda hindari.

Pedoman diversifikasi

Diversifikasi investasi harus dilakukan dalam dua hal yaitu diversifikasi di antara pilihan instrumen investasi dan diversifikasi atas pilihan instrumen investasi itu sendiri.

Untuk yang pertama, diversifikasi di antara pilihan instrumen investasi ini berkaitan erat dengan alokasi investasi. Misalnya untuk investasi dengan time horizon tiga hingga empat tahun Anda dapat memilih untuk berinvestasi di ORI, reksadana pendapatan tetap dan (atau) reksadana campuran tipe konservatif. Alokasinya adalah sesuai dengan selera Anda sendiri dan kondisi yang ada.

Sebagai contoh, dana yang Anda butuhkan empat tahun lagi sebesar  Rp400 juta.  Pada saat ini, Anda memiliki dana kas Rp150 juta. Maka Anda dapat menempatkan dana yang sudah ada ini di ORI dan sisanya Anda ‘cicil’ dengan setoran setiap bulan ke reksadana pendapatan tetap.  

Selanjutnya yang kedua, diversifikasi atas pilihan instrumen investasi itu sendiri, misalnya, Anda sedang berinvestasi untuk dana kuliah si kecil dengan time horizon 15 tahun. Pilihan Anda jatuh di reksadana saham. Anda telah melakukan riset kecil-kecilan terhadap performa produk reksadana saham yang dikeluarkan beberapa manajer investasi.

Hasil riset Anda mengerucut di tiga pilihan produk dari tiga MI yang berbeda.  Anda tidak perlu menjatuhkan pilihan hanya pada satu produk, silahkan berinvestasi pada minimal dua produk dari dua MI yang berbeda.

Jika hitungan Anda adalah harus berinvestasi sebesar Rp2 juta per bulan dengan target return 17% per tahun, maka Anda dapat mengalokasikan investasi bulanan Anda Rp1 juta untuk produk dari MI A dan Rp1 juta untuk produk dari MI B. 

Ada pula diversifikasi berdasarkan sektor industri.  Hal ini sangat familiar bagi mereka yang sudah berpengalaman investasi di pasar modal selama bertahun-tahun.  Namun, Anda yang masih dalam taraf belajar pun dapat melakukan diversifikasi dengan menggunakan reksadana saham sektoral.

Pada saat ini sudah banyak MI yang mengeluarkan produk seperti ini.  Jadi, Anda akan dengan mudah menemukan reksadana saham yang portfolionya berisi hanya saham perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan, consumer goods, infrastruktur, dan lain sebagainya.

Performanya jelas berbeda-beda. Bisa jadi pada tahun kemarin yang sedang bersinar adalah saham properti, sedangkan tahun ini bisa jadi yang kinerjanya menggembirakan adalah saham perusahaan infrastruktur.

Setelah Anda melakukan diversifikasi investasi, maka proses yang penting selanjutnya adalah selalu pantau investasi Anda. Jika Anda berinvestasi untuk jangka panjang sebaiknya lakukan evaluasi minimal setahun sekali untuk memantau kinerja investasi Anda.

Jika Anda berinvestasi untuk jangka waktu yang lebih pendek, lima tahun misalnya, sebaiknya pantau investasi Anda setiap tiga hingga enam bulan.  Selain itu, minimal setahun sebelum dana akan digunakan silahkan pindahkan dana Anda ke instrumen yang low risk karena Anda tidak pernah tahu kapan akan terjadi market crash yang bisa menyebabkan nilai investasi turun drastis.

Penulis

William Henley

Founder & CEO IndoSterling Capital

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : William Henley
Editor : Setyardi Widodo
Sumber : Bisnis Indonesia Week End edisi 15/3/2015
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper