Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembiayaan Alat Berat Lesu, Perusahaan Taipan Achmad Hamami Ini Merambah Properti & Kontruksi

PT Chandra Sakti Utama Leasing (CSUL Finance) milik taipan Achmad Hadiat Kismet Hamami memperluas pembiayaan pada bidang properti dan konstruksi. CSUL merupakan anak usahaTrakindo Grup (TMT) yang lebih banyak membiayai alat berat.
CSUL Finance
CSUL Finance

Bisnis.com, JAKARTA-- PT Chandra Sakti Utama Leasing (CSUL Finance) milik taipan Achmad Hadiat Kismet Hamami memperluas pembiayaan pada bidang properti dan konstruksi. CSUL merupakan anak usahaTrakindo Grup (TMT) yang lebih banyak membiayai alat berat.

Suwandi Wiratno, Direktur Utama CSUL Finance, menyatakan perluasan pembiayaan ini merupakan strategi yang ditempuh untuk mensiasati menurunnya permintaan pembiayaan alat berat terutama dari sektor tambang. Karena itu mulai tahun ini perusahaan akan menyasar pembiayaan properti skala kecil.

"Sekarang tidak melulu alat berat, misal mau pembangunan properti atau ruko skala kecil. Itu bisa kita biayai," jelas Suwandi seperti dikutip Bisnis.com, Senin (16/3/2015).

Meski begitu, Suwandi memastikan perluasan pasar tidak membuat perusahaan mengabaikan pasar tradisionalnya. Ia menjelaskan perusahaan tetap menggarap ceruk pengadaan alat berat untuk perkebunan, pertambangan hingga infrastruktur.

Selain menyasar segmen tradisional, menurut Suwandi, CSUL tengah menyasar pasar ritel. Ditargetkan kuartal ketiga perusahaan akan memasuki pembiayaan untuk mobil baru dan bekas.

Ia menjelaskan pembiayaan roda empat bukan bidang baru bagi perusahaan. Sebelumnya CSUL telah membiayai pengadaan mobil untuk karyawan dan grup TMT.

"Target pembiayaan masih mirip tahun lalu, sekitar Rp1,8 triliun," imbuhnya.

Suwandi menjelaskan sejauh ini target pembiayaan perusahaan terus masih dalam trend positif. Capaian laba pada 2014 tercatat 6%-7% lebih tinggi dari capaian 2013. Namun ia menolak menyebutkan jumlahnya dikarenakan masih dalam proses audit.

Berbeda dengan capaian target, aset perusahaan justru menunjukkan trend negatif. Suwandi memperkirakan tahun ini nilai aset menurun menjadi USD$300 juta. Penurunan ini disebabkan depresiasi nilai tukar yang membuat aset perusahaan yang saat ini dalam rupiah menjadi berkurang nilainya.

Mengenai rencana strategis tahunan, Suwandi menjelaskan tahun ini perusahaan tidak akan agresif melakukan ekspansi. Pihaknya lebih banyak mempersiapkan infrastruktur penunjang operasional untuk melakukan ekspansi pada tahun depan seiring besarnya belanja infrastruktur pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper