Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Dihimbau Tidak Paksakan Belanja Modal

Ekonom menilai pemerintah perlu mengorbankan rencana belanja modal besar-besaran demi menghindari pelebaran defisit anggaran akibat rupiah yang kian menjauh dari asumsi APBN Perubahan 2015.

Bisnis.com, JAKARTA--Ekonom menilai pemerintah perlu mengorbankan rencana belanja modal besar-besaran demi menghindari pelebaran defisit anggaran akibat rupiah yang kian menjauh dari asumsi APBN Perubahan 2015.

Pasalnya, pembengkakan defisit fiskal bisa memicu gelombang sentimen negatif bagi nilai tukar. Ekonom PT BCA David Sumual apabila pemerintah akhirnya memilih untuk memperlebar defisit, maka akan ada potensi stabilitas makro akan terganggu. "Penyesuaian belanja dengan pagu yang sudah dipatok dalam APBN lebih bijaksana di tengah situasi perekonomian global yang volatilitasnya masih tinggi," katanya.

Namun, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengungkapkan bahwa pemerintah sama sekali belum memikirkan pengereman belanja atau skenario pelebaran defisit.

Saat ini, ujarnya, pemerintah baru mulai melakukan proses tender dan pengadaan. Meskipun defisit bisa ditekan, pemerintah bisa merancang anggaran yang sangat ekspansif dari hasil realokasi subsidi BBM kepada belanja infrastruktur yang menembus Rp290,3 triliun atau tumbuh 63,2% dari pagu tahun sebelumnya.

Anggaran itu tersebar di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Perhubungan, dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. "Apanya yang mau direm? Saya belum mendengar itu. Tapi memang kita harus sangat hati-hati melihat defisit anggaran ini," ungkap Sofyan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arys Aditya

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper